Konsep pembangunan berkelanjutan ternyata memiliki pengaruh positif bagi perusahaan yang ingin melantai di bursa saham. Tapi juga dapat memikat semakin banyak investor apabila penerapannya dilakukan dengan baik.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Selain memengaruhi arah kebijakan pemerintah, konsep Sustainable Development Goals (SDGS) ternyata memiliki dampak terhadap kepercayaan publik, termasuk investor, kepada suatu organisasi.
Saat ini, mayoritas investor menggunakan indikator environmental, social, governance (ESG) untuk melihat kinerja perusahaan sebelum menanam cuan. Sebab, sebelum berinvestasi, para investor harus memastikan perusahaan dapat menjalankan bisnis yang berkelanjutan dengan memerhatikan ketiga aspek ESG tadi.
Oleh sebab itu, Saptono Adi Junarso, Head of Listing Services and Development Division PT Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan, sustainability sejatinya adalah keniscayaan. Mayoritas lembaga pendanaan dunia berkomitmen terhadap konsep ini.
“Mereka tidak mau berinvestasi kalau tidak clean and clear. Nah, pasar modal kalau tidak ada investor, kan, tidak jalan. Itu artinya, sustainability saat ini menjadi faktor penting,” ungkap Sapto, yang hari itu menjadi narasumber agenda IABC Mid-Year Conference 2023 bertajuk “Sustainability Today, Legacy for Tomorrow” di Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Untuk menunjukkan komitmen terhadap hal tersebut, Sapto mengatakan, BEI telah merilis sejumlah empat indeks atau daftar perusahaan Indonesia yang menerapkan praktik keberlanjutan di bursa saham. Kelima indeks tersebut adalah, SRI-Kehati, ESG Leaders, ESGS Kehati, ESGQ Kehati, dan IDX LQ45 Low Carbon.
Khusus indeks terakhir, perusahaan yang terdaftar bahkan diwajibkan untuk melaporkan jumlah karbon yang dihasilkan dalam laporan tahunan mereka. Sejak 2019, Sapto melanjutkan, sudah banyak entitas swasta di Indonesia yang melaporkan upaya implementasi pembangunan berkelanjutan. Mulai dari yang kecil hingga berstatus terbuka (TBK). “Mereka yang menerapkan ini, kami beri simbol khusus di belakang kode saham perusahaan tersebut,” katanya.
Mengomunikasikan Keberlanjutan
BEI pun sudah melakukan berbagai cara untuk mengomunikasikan konsep keberlanjutan kepada publik dan perusahaan. Di antaranya, menghadirkan diskon listing fee 50 persen bagi emiten berbasis hijau, merilis informasi sustainability report secara berkala, mendigitalisasi proses pendaftaran perusahaan status perusahaan, serta mengimbau seluruh pegawai BEI untuk berhenti menggunakan botol plastik.
Dalam waktu dekat, Sapto mengungkapkan, BEI berencana menyelenggarakan ESG showcase. Agenda tersebut bertujuan menampilkan sejumlah perusahaan yang berkinerja baik dalam menerapkan konsep keberlanjutan.
Menanggapi hal tersebut, Partner Assurance Services Ernst & Young (EY) Indonesia Jongki Widjaja yang juga menjadi narasumber IABC Mid-Year Conference 2023 mengatakan, kinerja keberlanjutan saat ini memang menjadi salah satu penilaian penting di mata investor.
Oleh sebab itu, kemampuan yang tidak kalah penting yang harus dimiliki adalah kepiawaian perusahaan dalam mengomunikasikan pencapaian kerja keberlanjutan seperti Sustainability Report atau ESG reporting. “Tunjukkan bahwa perusahaan Anda memang menerapkan praktik keberlanjutan yang baik,” katanya,
Dalam jangka panjang, Jongki mengatakan, penerapan ESG tidak hanya bermanfaat di atas kertas. Menurut berbagai studi, ESG diyakini juga bisa meningkatkan performa finansial perusahaan. (SGS)