Untuk mendukung strategi keberlanjutan, Danone Indonesia memilih untuk fokus kepada program. Simak penuturan Arif Mujahidin, Direktur Komunikasi Korporat Danone Indonesia berikut ini.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Danone Indonesia merupakan salah satu perusahaan makanan dan minuman yang berkomitmen untuk mendukung dan menerapkan praktik bisnis berkelanjutan (sustainable business). Komitmen ini diungkapkan oleh Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia, di hadapan peserta yang hadir dalam acara International Association of Business Communicators (IABC) Indonesia Mid-Year Conference di Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Dengan semangat keberlanjutan, perusahaan yang mengusung visi “One Planet, One Health” ini memiliki misi untuk meningkatkan kesehatan melalui makanan. “Kami ingin membawa kesehatan melalui makanan kepada sebanyak mungkin orang,” katanya. Hal ini sejalan dengan strategi keberlanjutan perusahaan dengan menginisiasi “Danone Impact Journey” yang berfokus pada tiga pilar utama, yakni kesehatan, lingkungan, serta masyarakat dan komunitas.
Dengan komitmen ini, kata pria yang memiliki gelar sarjana dalam Ilmu Sosial, Politik, dan Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia itu, korporasi yang telah mengantongi sertifikasi B Corp tersebut percaya bahwa keberlanjutan tanpa kinerja bisnis tidak akan memiliki dampak yang signifikan. Begitu pula sebaliknya.
Konten adalah Raja
Namun, apa artinya visi dan misi perusahaan tanpa didukung dengan komunikasi? Dalam menyusun strategi komunikasi untuk mendukung bisnis berkelanjutan, Arif beserta tim memilih untuk fokus kepada program.
Ia menekankan pentingnya mengalokasikan anggaran komunikasi untuk menciptakan program-program yang menarik. “Kita harus memberikan prioritas pada pengembangan program terlebih dahulu,” ujarnya.
Fokus berikutnya, meyakini bahwa konten adalah raja. “Ini berkaitan dengan pesan yang ingin disampaikan versus hal yang diinginkan dan perlu diketahui oleh audiens kita,” katanya. Alasan berikutnya yang menjadikan konten adalah raja adalah karena konten yang baik merupakan landasan komunikasi yang efektif.
Mantan jurnalis itu berpendapat dengan selalu menghadirkan konten yang berkualitas, organisasi dapat dipercaya sebagai ahli di bidangnya. Sebab, konten yang dibuat itu sebenarnya mengkomunikasikan pesan, mendidik pembaca, termasuk membujuk mereka.
Dalam mengomunikasikan keberlanjutan, Danone Indonesia juga menerapkan brand storytelling. Arif merangkum setidaknya ada empat hal penting yang harus diperhatikan praktisi public relations (PR) ketika mengimplementasikan brand storytelling. Di antaranya, autentik, pemahaman terhadap audiens, membuat konten/informasi menjadi personal, dan menggunakan data. “Pesan kunci kepada anak-anak akan berbeda apabila pesan tersebut ditujukan kepada ibu atau pelajar,” ujarnya seraya memberi contoh.
Di samping itu, mereka juga mengadopsi dua metode komunikasi, yaitu langsung dan tidak langsung. Arif bercerita bahwa pihaknya sering mengundang wartawan untuk mengunjungi pabrik AQUA di Klaten, Jawa Tengah, sebagai bentuk komunikasi langsung.
Meski begitu, bukan berarti upaya mengomunikasikan keberlanjutan ini bebas hambatan. Fakta bahwa siapa pun dapat dengan mudah membuat dan mengonsumsi konten, serta membuat persaingan bisnis menjadi tidak sehat dengan menebarkan informasi yang mengandung unsur hoaks dan mencemarkan nama baik, menurut Arif, masih menjadi tantangan dalam mengomunikasikan keberlanjutan hingga saat ini.
Selain, semakin banyak konten dan platform yang menantang setiap hari, khususnya bagi praktisi PR, untuk menciptakan komunikasi yang inovatif dan menarik. Meski begitu, Arif dan timnya pantang menyerah. “Ingat saja bahwa setiap tantangan selalu datang dengan peluang besar. Hadapi dan jadilah bagian dari padanya. Dengan cara itulah kami tumbuh,” tutupnya. (jar)