Direktur Utama PT Bank Sumut Edie Rizliyanto
Pun demikian bagi Bank Sumut, bank pembangunan daerah di Sumatera Utara. Tanpa reputasi dan kepercayaan, kelangsungan bisnis akan terancam. Karena itu, menurut Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto, program public relations (PR) harus mendukung target bisnis perusahaan.
Hal itu dikemukakan pria berkaca mata ini saat menjadi pembicara dalam The 1st Sumatera PR INDONESIA Summit and Awards (SUMPRISA) di Hotel Harris Batam Center, Kamis (26/5/2016). Di depan ratusan praktisi PR dari berbagai latar belakang, Edie menjelaskan, untuk mengukur korelasi antara PR dan pertumbuhan bisnis, dapat dilakukan dengan melihat kinerja keuangan, produk, GCG, masalah ketenagakerjaan, inovasi, dan hubungan dengan stakeholders.
“Rumusannya adalah reputasi bisa muncul karena adanya pendapatan dari new customer dan loyal customer. Kalau kita punya 1.000 nasabah tapi tidak ada new customer dan 1.000 nasabah itu tidak loyal, maka income-nya tidak tumbuh, reputasinya rendah,” katanya.
Untuk itu, PR harus diarahkan untuk mendukung bisnis perusahaan. Fokus pembangunan reputasi (PR) Bank Sumut adalah melalui skema terintegrasi dengan visi misi perusahaan, arah strategi, dan target bisnis. “PR nantinya menyesuaikan dengan action plan agar PR bisa mendukung target bisnis,” ujarnya.
Bagi industri perbankan, tantangan yang dihadapi ke depan adalah era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Perbankan 2020. Di era tersebut, jika perbankan lokal tak dapat mengantisipasi, mereka akan terancam kalah saing dengan bank asing yang menawarkan kredit dengan bunga di bawah bank daerah.
Mengadapi tantangan tersebut, perbankan perlu menjalankan sejumlah strategi bisnis dan komunikasi. Dari sisi PR, agar lebih efektif dan efisien, ia akan membentuk divisi tersendiri di Bank Sumut, yaitu Divisi Corporate PR dan Marcom yang terpisah dari Corporate Secretary.
Edie menyadari betul membangun reputasi perbankan lokal memang tak semudah membalik telapak tangan. Seperti ungkapan populer, membangun reputasi butuh waktu panjang tapi menghancurkannya hanya butuh lima menit.
Apalagi Bank Sumut merupakan bank daerah yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki latar belakang partai politik yang berbeda. Karena itu, perlu program PR berkelanjutan yang mampu membentengi reputasi perusahaan sepanjang zaman. (nif)