Selain kecerdasan intelektual (IQ), praktisi komunikasi harus memiliki kecerdasan emosional untuk dapat menghasilkan output kerja yang baik.
Daniel Goleman, psikolog sekaligus penulis buku Emotional Intelligence, telah mentransformasi cara dunia dalam mengedukasi anak-anak dan berelasi dengan keluarga juga teman. Ia mengajak orang tua agar tidak hanya fokus pada kecerdasan intelektual atau intelligence quotient (IQ). Namun juga mengasah kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) kepada anak-anak mereka.
Dalam bukunya, Daniel mengatakan, EQ merupakan kemampuan untuk memahami, menggunakan, dan mengelola emosi yang ada pada diri sendiri dengan cara positif. Cara ini berguna untuk menghilangkan stres, berkomunikasi secara efektif, berempati dengan orang lain, mengatasi tantangan, dan meredakan konflik.
Edukasi EQ sejak dini akan berdampak pada perilaku bisnis sang anak di masa mendatang. Hal ini disampaikan oleh founder & Senior Adviser PR Society Communication Management Magdalena Wenas dalam webinar Communication Circle #3: Business Emotional Intelligence with Competence Communication, Kamis (30/3/2023).