Arif memaparkan kinerja perusahaan pelat merah itu sepanjang semester pertama tahun ini dan visinya ke depan. “Terdapat dinamika yang memengaruhi performa Garuda Indonesia secara grup pada semester satu. Namun, masih dalam kondisi terukur sehingga tetap menunjukkan kemajuan lebih baik sesuai proyeksi manajemen di semester dua mendatang,” katanya.
Berdasarkan rilis yang disebarkan ke media, sepanjang semester pertama, kinerja finansial Garuda Indonesia membukukan kerugian sebesar 63,2 juta dolar AS atau setara dengan Rp 821,6 miliar. Kendati kinerja finansial masih mengalami kerugian, secara komunikasi Garuda Indonesia punya strategi agar publik tetap menaruh kepercayaan kepada perusahaan.
VP Corporate Communication Garuda Indonesia Benny S. Butarbutar menyampaikan, ada dua strategi yang dilakukan. Pertama, menjelaskan kepada publik tentang industri penerbangan. Di industri penerbangan, umumnya semester satu mengalami kerugian tapi akan ditebus di semester kedua. Karena sepanjang empat bulan pertama di semester satu, siklus industri penerbangan memang menurun. Selanjutnya, sebagian besar bulan di semester kedua merupakan peak season sehingga kinerja akan meningkat.
Kedua, menjelaskan strategi dan rencana kerja ke depan yang dirangkum dalam tiga P, yaitu performance, progress, dan proyeksi, sebagai landasan taktis dan strategis. Pencapaian semester pertama merupakan bagian dari sebuah proses strategi ke depan. “Kami jelaskan ke publik bahwa itu adalah investment stage yang memang membutuhkan dana besar untuk pertumbuhan 10 tahun ke depan. Kami ajak publik berpikir korporat,” ujarnya.
Naikkan Daya Saing
Benny menjelaskan strategi secara bertahap, terperinci, dan terukur akan memberikan keyakinan kepada publik bahwa perusahaan memang memiliki sebuah perencanaan jangka panjang secara bertahap. Sehingga, meski ada sebuah penurunan, hal itu sudah dihitung berdasarkan strategic planning dan strategic investment. “Tak kalah pentingnya adalah membuktikan kerja keras itu dengan pemberitaan secara berkelanjutan, sehingga publik merasa ada kontinuitas informasi pertumbuhan perusahaan,” katanya.
Kini, Garuda Indonesia menempati Terminal 3 baru Bandara Soekarno Hatta. Perpindahan ke terminal yang lebih megah dan modern diharapkan dapat menaikkan daya saing, branding, dan kemampuan flag carrier nasional tersebut sebagai global player dalam industri penerbangan. “Kami mengomunikasikan ini sebagai sebuah ikon dan kelas baru dengan kemampuan global. Garuda Indonesia sebagai maskapai bintang lima juga didukung dengan terminal berkelas internasional yang tak kalah dengan Bandara Changi, Singapura,” pungkasnya. (nif)