Kemampuan public relations (PR) dalam merespons isu atau krisis sangat menentukan keberhasilan organisasi melewati masa-masa sulit.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Menurut Corporate Communication Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro, ketepatan public relations (PR) dalam merespons dapat membantu meredakan isu dan krisis yang sedang dihadapi organisasi.
Di hadapan para peserta diskusi bertajuk “Crisis Handling in Airline Industry” yang diselenggarakan oleh 2N PR NAVIGATION melalui Instagram Live, Sabtu (20/5/2023), Danang menguraikan enam strategi yang sebaiknya dilakukan PR saat merespons isu dan krisis.
Pertama, menetapkan langkah yang harus dilakukan setiap 15 menit. Danang mengatakan, penting bagi PR untuk memastikan kebenaran informasi di 15 menit pertama. Langkah ini akan menentukan ketepatan PR dalam menangani krisis.
Kedua, mengoptimalkan waktu untuk merespons krisis. “Kecepatan jari warganet mampu mengalahkan investigasi yang sedang kita lakukan,” katanya. Ketiga, mengubah segala istilah yang berbau teknis menjadi kalimat yang mudah dipahami publik.
Keempat, membuat poin-poin singkat terkait potensi yang mungkin muncul atau hal yang mesti disampaikan kepada publik berdasarkan informasi yang sudah dihimpun. Kelima, apabila belum dapat menghimpun semua data awal, segera menyiapkan pernyataan atau holding statement.
Holding statement adalah pernyataan awal yang dirancang untuk membantu mengontrol pesan kepada publik segera setelah kejadian. Keenam, melakukan pemantauan (media monitoring) dan membagi media ke dalam beberapa kategori/kelas. Contoh, kategori media sosial, media online, media arus utama.
Adapun beberapa tantangan yang kerap dihadapi PR saat berhadapan dengan krisis, menurut Danang, adalah kurangnya informasi awal, adanya tekanan waktu, kemampuan mengelola media, opini publik, serta stres. Untuk itu, di tengah situasi tersebut, penting bagi PR untuk tetap tenang agar dapat berpikir jernih. (mfp)