Laba PertaLife Insurance 2022 menyentuh Rp 72,49 miliar atau naik 48.08%. Angka ini merupakan rekor laba tertinggi sejak perusahaan ini berdiri 37 tahun silam. Seperti apa strateginya?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – PT Perta Life Insurance (PertaLife Insurance) membukukan laba bersih sebesar Rp 72,49 miliar di tahun 2022. Direktur Keuangan dan Investasi PerTalife Yuzran Bustamar mengatakan, laba meningkat 48,08% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 48,95 miliar. Pernyataan itu disampaikan di hadapan awak media dalam acara Halalbihalal dan Konferensi Pers Kinerja PertaLife Insurance Tahun Buku 2022 di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Jumat, (19/5/2023).
Kunci keberhasilan asuransi milik dana pensiun Pertamina tidak lepas dari penerapan strategi dan inisiatif yang efektif. PertaLife menerapkan beberapa strategi demi merealisasikan Program Transformasi Berkelanjutan. Antara lain, penyesuaian kebijakan produk, penyelesaian portofolio yang bermasalah, percepatan likuiditas piutang, menyempurnakan sistem manajemen kinerja, dan melakukan efisiensi biaya.
Menurut Direktur Pemasaran PerTaLife Insurance Haris Anwar, perusahaan tempatnya bekerja terus berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk meningkatkan loyalitas nasabah. Baik dalam menyediakan kemudahan melalui kantor fisik atau layanan digital. Salah satunya beradaptasi dengan era digital meluncurkan Digital Marketing tahun sebelumnya.
Tidak ketinggalan, PertaLife melanjutkan sinergi dengan PT Pertamina (Persero) Group dan PT Timah Tbk Group sebagai pemegang saham mayoritas. “Sinergi tersebut menjadi fokus perusahaan menawarkan produk kesehatan, severance program, asuransi jiwa berjangka (term life), dan asuransi jiwa kredit,” kata Haris.
Melansir pertalife.com, severance program merupakan produk fleksibel yang memungkinkan pemegang polis untuk menentukan terlebih dahulu manfaat yang akan diberikan dengan membayar sejumlah premi. Produk ini dapat digunakan untuk program pensiun pegawai dan program lainnya.
Pecahkan rekor
Yuzran menambahkan, kenaikan laba bersih ini merupakan sebuah prestasi membanggakan buat perusahaan. Sebab kembali melanjutkan tren positif sekaligus memecahkan rekor pendapatan di tengah ketidakpastian ekonomi. “Ini laba tertinggi sepanjang 37 tahun perusahaan berdiri,” ujar Yuzran
Adapun pertumbuhan pendapatan didapat dari premi senilai Rp 686 miliar atau naik 40,39%. Pendapatan dari underwriting naik 40,37% sebesar Rp 73 miliar. Tak berhenti di situ, pendapatan dari sisi investasi dan imbal jasa Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) ikut mengalami kenaikan. “Pendapatan investasi tumbuh cukup tinggi 60% mencapai 100 miliar kurang sedikit. DPLK juga tumbuh imbas masuknya kepercayaan Pertamina Group dari 18 miliar jadi 20 miliar,” sambungnya. (jar)