Untuk mewujudkan pesta demokrasi yang damai, konsultan komunikasi politik memiliki peran krusial. Yakni, melakukan pendekatan komunikasi yang bijaksana, menyejukan, dan berkelas
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Menjelang tahun politik 2024, fenomena gangguan informasi di ruang digital sudah pasti tidak terelakkan. Kondisi ini kerap membuat warganet menjadi kesulitan untuk membedakan informasi yang palsu serta informasi yang dapat dipercaya. Kondisi ini bisa menjadi sangat berbahaya, terutama menjelang pemilu. Berkaca dari pelaksanaan Pemilu 2019, dinamika politik yang memadati ruang digital bahkan sampai berdampak pada timbulnya polarisasi di tengah masyarakat.
Namun, berdasarkan indeks literasi digital Indonesia yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada tahun 2022, negara ini berada di level 3,54 poin dari skala 1 - 5. Menurut Pranowo Tri Adhianto, founder Konsultan Komunikasi Politik Oculi Populi, kepada PR INDONESIA, 16 Februari 2023, hasil survei itu menjadi secercah cahaya yang mungkin baik bagi Indonesia. “Kalau merujuk survei tersebut, dengan demikian masyarakat kita sudah bisa dianggap memiliki literasi yang tergolong baik,” ujarnya.
Yang perlu disadari adalah, lanjutnya, literasi digital dan literasi politik itu merupakan dua hal yang berbeda. “Kita masih memiliki pekerjaan rumah untuk lebih giat dalam mempromosikan literasi politik,” katanya. Tujuannya, tak lain untuk pendewasaan masyarakat dalam hidup berdemokrasi, yang menurutnya, jalan untuk meningkatkan literasi politik bagi masyarakat Indonesia masih sangat panjang.