Rangkaian puncak PR INDONESIA kembali dibawa ke Bali. Selama tiga hari ke depan dari 15 – 17 Maret 2023, wadah terbesar berkumpulnya praktisi public relations (PR) ini akan menghadirkan sepuluh narasumber untuk mengisi sesi konferensi dan workshop. Serta, menghadirkan lebih dari 500 praktisi PR se-tanah air di acara awarding.
BALI, PRINDONESIA.CO – Hari yang dinanti tiba. Rangkaian acara puncak The 8th PR INDONESIA Awards (PRIA) dimulai hari ini, Rabu (15/3/2023). Ibarat pulang ke rumah, PRIA kembali dibawa ke Bali. Asmono Wikan, founder dan CEO PR INDONESIA, yang siang itu menyambut dengan hangat kedatangan para peserta mengatakan, Bali selalu istimewa bagi PRIA. Ajang ini lahir di Bali pada tahun 2016.
Selama delapan kali penyelenggaraannya, Bali tercatat sudah tiga kali menjadi host di agenda rutin yang diinisiasi oleh PR INDONESIA tersebut. Terentang dari tahun 2016, 2017, dan 2023. “Seperti lagu Andre Hehanusa, Kembalikan Baliku pada "PRIA”,” kata Asmono seraya disambut tawa para hadirin yang memenuhi Ruang Grand Ballroom Hotel Aston, Denpasar, Bali.
Pria yang juga merupakan anggota Dewan Pers ini lantas mengenang perjalanan PRIA dari masa ke masa. Ajang kompetisi yang telah menjelma menjadi barometer bagi kinerja kehumasan/PR di tanah air ini selalu mengundang para peserta untuk mengikuti puncak penyerahan apresiasi di luar kota Jakarta. Rangkaian puncak yang diawali oleh sesi konferensi, kata Asmono, awalnya hanya dihadiri oleh 85 peserta. Tahun berikutnya, jumlahnya meningkat menjadi 120 orang. Dan hari ini, menjadi 174 peserta dari 64 instansi.
Menurutnya, grafik pertumbuhan jumlah peserta ini menunjukkan adanya aura kerinduan dari para peserta yang merupakan praktisi PR untuk kembali ke Bali. Terutama, untuk membahas sejumlah agenda dan isu terkini, saling bercengkerama dan bersosialisasi, untuk nantinya kembali ke kantor masing-masing dengan membawa kesegaran baru untuk organisasi dan dunia PR secara keseluruhan.
Pun dengan pertumbuhan jumlah peserta kompetisi PRIA yang meningkat setiap tahun. Tahun ini, misalnya jumlah entri mencapai 836 dari 236 lembaga atau naik sebesar 6,4% dibandingkan PRIA 2022. Menurut Asmono, kondisi ini menunjukkan bahwa antusiasme praktisi PR dari lintas sektor untuk terus-menerus merawat kerja-kerja komunikasi tidak pernah pudar.
“Kami di PR INDONESIA percaya, PR adalah fungsi yang sangat strategis bagi manajemen,” katanya. “Kami juga meyakini merawat fungsi yang strategis itu membutuhkan usaha dan investasi yang tidak sedikit, bahkan membutuhkan waktu bertahun-tahun,” imbuhnya.
Bahwa kemudian PR berada di posisi saat ini, tepat di leher pimpinan, menurut Asmono, merupakan kebanggaan atau prestasi yang patut disyukuri bersama. “Saat ini hampir tidak ada institusi yang tidak menanggap PR sebagai fungsi strategis,” ujarnya.
Penjaga Reputasi
Dalam kesempatan itu, Asmono tak lupa menyerukan seluruh praktisi PR untuk menunjukkan kepada khalayak bahwa PR adalah penjaga reputasi (PR is the guardian of reputation). Meski bukan semata-mata tugas PR karena PR juga perlu mendapat dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, namun ia percaya bahwa reputasi yang baik itu bermula dari kerja-kerja praktisi PR yang juga baik. “Reputasi yang baik itu lahir dari dapur PR dalam mengolah strategi PR yang strategis dan relevan,” katanya.
Dengan mengusung tema konferensi “Transformasi Komunikasi Digital untuk Peradaban Bangsa”, Asmono mengajak seluruh praktisi PR untuk memanfaatkan teknologi digital komunikasi digital guna menyemai kebaikan-kebaikan dari berbagai upaya PR dalam menghadirkan program-program PR yang strategis.
Isu ini selanjutnya akan dikupas tuntas oleh para pembicara seperti Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Usman Kansong, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun, serta VP Public Relations PT Global Digital Niaga (Blibli) Yolanda Nainggolan.
Memasuki hari kedua, 16 Maret 2023, rangkaian puncak PRIA akan diisi dengan workshop. Tahun ini, PRIA menghadirkan dua kelas workshop dengan tema berbeda, namun saling berkelindan. Yakni, Kelas Stakeholder Management dan Kelas Crisis Communcation Management. Masing-masing kelas akan diisi oleh pembicara utama Haviez Gautama, Director of Communications Tanoto Foundation dan Ong Hock Chuan, Managing Partner dari Maverick Indonesia.
Keesokan harinya, 17 Maret 2023, PRIA sampai pada puncaknya. Penyerahan apresiasi setinggi-tingginya bagi karya-karya terbaik praktisi PR akan berlangsung siang hingga sore hari di lokasi yang sama. Acara tersebut akan menghadirkan lebih dari 500 praktisi PR dari seluruh penjuru tanah air, begitu juga para pemimpin dari lintas sektor. Jangan lewatkan seluruh acaranya. Informasi dan kegiatan rangkaian acara PRIA 2023 selengkapnya dapat mengunjungi www.prindonesia.co. (rtn)