Sebagai praktisi public relations (PR), Dewi tidak hanya dituntut menjadi pembelajar cepat. Tapi juga mampu mendengar dari hati kebutuhan masyarakat.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Ketertarikan Sari Dewi Ayuningrum, ICON PR INDONESIA 2022 – 2023, terhadap dunia public relations (PR) sudah tumbuh sejak ia masih duduk di bangku SMA. Saat memasuki dunia kampus, Dewi, begitu ia karib disapa, mantap memilih Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Gadjah Mada. Selama kuliah, ia tercatat sebagai inisiator lahirnya unit kegiatan mahasiswa (UKM) PR, wadah untuk mengimplementasikan teori yang sudah mereka himpun di kampus.
Selepas lulus, ia mulai mempraktikkan ilmunya sebagai corporate communication officer di PT Jakarta Llyod (Persero). Dari sana ia menyadari ada banyak teori dan praktik yang harus dipelajari yang selama ini tidak diperoleh saat kuliah. Yang pasti, kata perempuan kelahiran tahun 1992 itu, di mana pun berada dan ditempatkan, PR harus menjadi pembelajar yang cepat. Salah satu cara tercepat adalah belajar dari para senior dan memperluas jejaring dengan aktif berorganisasi, seperti FH BUMN.
“Saat menjadi mahasiswa, kita cenderung idealis dengan teori yang sudah dipelajari di kampus,” katanya mengaku. Sementara ketika masuk dunia kerja, ada banyak hal yang harus dipelajari. Salah satunya, terkait pentingnya melakukan pendekatan humanis. Apalagi saat itu, perusahaan tempatnya bekerja sedang melakukan rebranding dan restrukturisasi organisasi.