Resesi dan Komunikasi: Edukasi Berkelanjutan
PRINDONESIA.CO | Sabtu, 04/03/2023 | 1.416
Resesi dan Komunikasi: Edukasi Berkelanjutan
Menurut Chief People & Corporate Strategy Officer DANA Indonesia Agustina Samara, Kamis (29/12/2022), informasi seputar prediksi resesi, diikuti cara pencegahan dan solusi yang solutif merupakan topik yang sudah semestinya menjadi bagian dari literasi keuangan.
Dok. Pribadi

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Ancaman resesi ekonomi sudah ramai berembus sejak September 2022, diikuti dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di beberapa industri, khususnya perusahaan layanan digital. Meminjam istilah Presiden RI Joko Widodo mengenai winter is coming saat membuka Annual Meeting Plenary Session di Bali, Jumat (12/10/2018), dinamika yang terjadi di pengujung tahun 2022 ini cukup untuk menggambarkan akan ada banyaknya masalah perekonomian yang menyebabkan ketidakpastian dan perlambatan ekonomi dunia.

Khusus industri teknologi, kondisi ini semakin menimbulkan pesimisme. Terutama, setelah adanya informasi mengenai turunnya valuasi perusahaan rintisan dan operasi bisnis, PHK, hingga sulitnya mendapatkan pendanaan. Menyikapi kondisi ini, DANA Indonesia tetap optimistis mengarungi tahun 2023. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Chief People & Corporate Strategy Officer DANA Indonesia Agustina Samara kepada PR INDONESIA, Kamis (29/12/2022). Menurutnya, kekuatan dan keberlangsungan industri teknologi masih menyimpan potensi yang besar. Optimisme ini datang dari pembayaran digital sebagai pintu masuk ekosistem ekonomi baru.

Pembayaran digital menawarkan solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Apalagi adopsi pembayaran digital masih belum merata. Dilansir dari liputan6.com, 9 Maret 2021, tercatat ada 95 juta penduduk dewasa Indonesia yang belum memiliki rekening bank. Sementara 47 juta lainnya sudah memiliki rekening bank, tetapi belum menikmati berbagai akses layanan keuangan.

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI