Visibilitas brand memengaruhi tingkat loyalitas konsumen. Apa yang harus dilakukan oleh public relations (PR) di tengah era banjir informasi?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Penelitian yang dilakukan oleh The Iconomics tahun 2022 menunjukkan citra korporat dinilai lebih penting (66,5%) dibandingkan dengan citra produk (34,5%). Itu artinya, konsumen dalam menentukan pilihannya tidak lagi hanya melihat kualitas produk, tetapi juga nilai perusahaan.
Hasil survei itu disampaikan oleh Alex Mulya, Director of Brand Research and Strategy The Iconomics, saat gelar wicara Corporate Communications Talk 2022 yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (21/12/2022).
Temuan lainnya yang tak kalah menarik, masih dari survei tersebut, menunjukkan bahwa meningkatnya brand awareness korporasi/organisasi akan berpengaruh pada tingkat loyalitas konsumen. Selain itu, ketika brand awareness semakin tinggi, audiens semakin kritis.
Menurut Alex, salah satu alasan yang menjadi faktor tinggi-rendahnya loyalitas konsumen karena tipikal konsumen di era teknologi lebih experimental dan terbuka untuk mencoba banyak hal baru. Hasil dari sifat experimental ini adalah untuk mencari perusahaan yang paling bersahabat. Oleh karena itu, penting bagi PR untuk menunjukkan nilai perusahaan melalui CSR dan aksi sosial lainnya.
Akurat dan Valid
Menanggapi hasil survei tersebut, Boy Kelana Soebroto, Head of Corporate Communications Astra International, berpendapat pentingnya praktisi public relations (PR) memiliki kepekaan untuk membangun visibilitas brand yang kuat. Upaya ini makin menantang terjadinya pandemi COVID-19.
Menurutnya, salah satu dampak terbesar yang dirasakan akibat pandemi adalah adanya percepatan transformasi komunikasi yang semula bersifat konvensional menjadi digital. Perubahan ini terjadi dengan cepat dan memaksa semua orang untuk lebih adaptif dengan teknologi yang ada.
Dengan beralihnya aktivitas masyarakat dari luring menjadi daring, setiap institusi atau korporasi memerlukan strategi komunikasi yang berbeda dari biasanya. Praktisi PR perlu memastikan informasi yang berputar di tengah masyarakat mengenai organisasi itu akurat dan valid. “Hal ini tentu menjadi tantangan di tengah era banjir informasi,” katanya.
Di samping itu, PR harus dapat terbiasa dengan perubahan audiens yang dinamis. Serta, dituntut mahir dalam melakukan perencanaan, eksekusi, dan monitoring program komunikasi. Setelahnya, PR perlu melakukan pengukuran dan evaluasi dan terus berinovasi untuk membuat strategi komunikasi yang sesuai dengan audiens. “Distribusi informasi dan komunikasi yang komprehensif merupakan kunci untuk menjaga citra dan bisnis perusahaan,” ujar Boy.
Pria yang juga merupakan Ketua Umum BPP PERHUMAS ini menekankan pentingnya PR mengomunikasikan upaya yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk mendukung keberlanjutan. “Saat ini masyarakat, termasuk investor, makin merasakan pentingnya aspek keberlanjutan dan penerapan nilai-nilai environmental, social, governance (ESG) dalam organisasi,” tutupnya. (zil)