Transisi energi, electric vehicle (EV), dan dukungan pasokan listrik pada KTT G20 merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian utama PT PLN (Persero). Perlu narasi tunggal untuk mengomunikasikannya.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Isu lingkungan menjadi salah satu fokus dalam KTT G20, di samping isu kesehatan global dan ekonomi digital. Apalagi Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai net zero emission (NZE) tahun 2060.
Sesuai komitmen pemerintah, PT PLN (Persero) secara berangsur-angsur, meninggalkan business as usual. Sebaliknya, bertransisi menuju energi bersih. Dalam perjalanan tersebut, terdapat beberapa inisiatif di antaranya dekarbonasi pembangkit batu bara dan gas, meningkatkan kapasitas energi terbarukan dan sistem pendukungnya, serta mengembangkan ekosistem hijau. Inisiatif ini berhasil mereduksi 32 ton emisi CO2.
Isu inilah yang diangkat oleh Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Gregorius Adi Trianto saat menjadi pembicara di Corporate Communications Talk 2022, Rabu (21/12/2022).
Ia melanjutkan, sistem transportasi dapat didorong menggunakan energi bersih dengan beralih dari kendaraan berbasis BBM ke listrik. Emisi karbon yang dihasilkan untuk masing-masing kendaraan jauh berbeda. Untuk jarak tempuh 10 km, misalnya, menggunakan BBM adalah 2,6 kg CO2. Sedangkan emisi karbon untuk jarak tempuh 10 km menggunakan mobil listrik adalah 0,94 kg CO2.
Untuk mengomunikasikan hal tersebut, PLN lantas membangun narasi tunggal tentang konversi energi di sektor transportasi melalui kendaraan listrik. Konversi energi mengubah penggunaan energi kotor yang berbasis ekspor (fosil) menjadi energi bersih yang berbasis domestik (listrik).
Korporasi selanjutnya melakukan orkestrasi narasi tersebut secara masif dan terintegrasi. Mulai dari tingkat kantor pusat hingga unit-unit PLN dengan menggunakan kanal-kanal internal dan eksternal. Adapun kanal-kanal tersebut meliputi siaran pers, konferensi pers, kerja sama media, media internal, dan media sosial.
Peran PLN dalam memimpin transisi energi di Indonesia sukses menjadi pembicaraan di media massa dan media sosial. Tanda pagar #PLNPimpinTransisiEnergi bahkan menjadi viral di media sosial KTT G20.
Optimal
Bagi Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Tri Agung Kristanto yang juga menjadi pembicara di acara tersebut berpendapat, inisiatif PLN memimpin transisi energi merupakan satu langkah yang baik. Bahkan, PLN mengajak Kompas untuk ambil bagian lewat program Jelajah Energi dan Vakansi. Program yang bertujuan menguji ketangguhan mobil listrik dalam perjalanan jauh, Jakarta-Bali.
Dalam program tersebut, tim akan berhenti di sejumlah titik untuk melakukan pengisian daya. Selama pengisian itu, tim akan menjelajahi beberapa destinasi wisata. Pria yang akrab disapa Tra ini mengatakan, dalam mengomunikasikan program Jelajah Energi dan Vakansi tersebut, PLN tidak hanya melakukan publikasi di media cetak Kompas, namun juga di kanal video Kompas.
Seperti yang kita ketahui, sekarang tidak ada satu pun media yang hanya bergerak dalam satu platform. Untuk itu, Tra melanjutkan, public relations (PR) yang menjadi barometer informasi harus dapat memaksimalkan setiap kanal komunikasi. Meskipun saat ini masyarakat sedang gandrung di ranah media sosial, namun publikasi yang dipadukan dengan media cetak serta digital akan membuat komunikasi menjadi lebih optimal, ketimbang hanya mengandalkan media sosial. (rvh)