Prita Kemal Gani, pendiri LSPR Institute of Communication and Business meluncurkan buku Prita Kemal Gani, 30 Tahun sebagai Pendidik, Multiperan menjadi Pemimpin Tokoh Humas, Istri, dan Ibu di Jakarta, Rabu (30/11/2022)
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Angka 30 menyimpan makna yang mendalam bagi Prita Kemal Gani, founder London School of Public Relations (LSPR) Institute of Communication and Business. Inilah angka yang menggambarkan tahun perjalanan LSPR. Tepat di usia tersebut dan bersamaan dengan Dies Natalis LSPR ke-30 tahun, ia meluncurkan buku Prita Kemal Gani, 30 Tahun sebagai Pendidik, Multiperan menjadi Pemimpin Tokoh Humas, Istri, dan Ibu, juga di tanggal 30. Tepatnya, Rabu, 30 November 2022.
Buku yang ditulis oleh Asteria Elanda ini merupakan rangkuman kisah yang penuh lika-liku, tapi seru, mengenai sepak terjang dan perjuangan Prita membangun LSPR. Hingga akhirnya, kampus ini bisa meluluskan puluhan ribu tenaga terampil di idang kehumasan, komunikasi, dan bisnis. Serta, menjadi institusi yang diakui, tidak hanya di Indonesia tapi juga di kalangan ASEAN, sampai internasional. Melalui buku ini pula, ibu dari tiga anak ini ingin menitipkan pesan kepada pembaca, terutama generasi muda, tentang pentingnya semangat untuk selalu haus belajar banyak hal.
Ketika disinggung dengan pertanyaan, “Kenapa baru sekarang?” Prita menjawab, bukan berarti perjalanan tahun ke-10 atau 20 tidak berarti, tapi ia menilai perjalanan 30 tahun ini sudah cukup untuk menghimpun berbagai kisah, tantangan, dan hikmah selama membangun suatu mimpi.
Pada akhirnya mimpi itu berbuah manis. Seperti kisah yang ia ceritakan di salah satu bab favoritnya di Bab 8. Pada bab yang berjudul Keliling Dunia sebagai Tokoh Humas tersebut, Prita mengumpulkan kembali kenangan, emosi dan perasaannya ketika berhasil meraih cita-cita mulai dari guru sampai mendirikan sekolah PR, ilmu yang dicintainya. Bahkan melesat melampaui ekspektasinya. Melalui PR, ia bisa berkeliling dunia, menyampaikan dan memperlihatkan kepada dunia tentang perkembangan industri PR yang semakin diakui di tanah air. “Dulu, kita memang belajar tentang PR itu dari Barat. Karena belum banyak, bahkan belum ada, kurikulum dan subjek tentang PR. Sekarang, kita bisa saling belajar dari satu sama lain,” ujarnya.
Buku ini sekaligus pengingat bagi Prita mengenai betapa pentingnya disiplin dan fokus. Ia mengatakan, selama proses perjalanan ini ada banyak pihak yang mengajaknya untuk merambah usaha lain. Namun, peraih gelar MBA dari salah satu universitas di Filipina ini memilih fokus pada pendidikan. Terutama dalam mengembangkan mahasiswa-mahasiswanya agar setelah lulus bisa terampil dan bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan bangsa.
Melalui buku ini pula, ia ingin menunjukkan betapa pentingnya peran komunikasi dalam setiap lini kehidupan baik secara individu, organisasi maupun keberlanjutan bisnis. “Produk yang hebat akan sia-sia tanpa komunikasi yang juga hebat. Seorang profesional hanya menjadi profesional biasa tanpa adanya kemampuan dan kemauan dalam mengomunikasikan ilmu yang dimiliki dan pemikirannya kepada orang lain,” katanya. (rtn)