Ada tiga hal utama yang harus menjadi perhatian pada saat public relations (PR) membangun komunikasi corporate brand secara internal dan eksternal. Apa saja?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Praktisi komunikasi tentu tidak asing lagi dengan istilah brand. Brand atau merek menggambarkan identitas organisasi, jenis organisasi, tujuan organisasi, hingga target sasaran organisasi. Brand juga mencakup elemen-elemen penting seperti visi, misi, dan nilai-nilai organisasi.
Pernyataan ini disampaikan oleh President Director of IPM Public Relations Maria Wongsonagoro di hadapan sekitar 30 peserta in-house training yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bekerja sama dengan PR INDONESIA, Rabu (31/8/2022).
Menurut perempuan yang juga merupakan PR INDONESIA Guru tersebut, branding merupakan proses menciptakan semua hal di benak, pikiran, dan persepsi para stakeholder. Untuk membangun, meningkatkan, dan melindungi corporate brand di ranah internal diperlukan dukungan sistem manajemen.
Nah, sistem manajemen strategis yang dimaksud itu dimulai dari komunikasi efektif. Komunikasi efektif terdiri dari komunikasi dari atas ke bawah (top-down), komunikasi dari bawah ke atas (bottom-up), dan komunikasi antarbagian (lateral).
Sementara untuk membangun corporate brand di ranah eskternal, manajemen memerlukan peran public relations (PR). Di sini, PR berperan menetapkan, membina, dan meningkatkan hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan stakeholder-nya.
Tiga Hal
Masih menurut Maria, untuk membangun komunikasi efektif terkait corporate brand secara internal dan eksternal membutuhkan setidaknya tiga elemen utama. Pertama, kepemimpinan yang kuat. Para pemimpin memiliki peran sebagai pembuat keputusan, memberikan arahan, mendorong program komunikasi, dan mendukung tim humas.
Elemen kedua adalah kompetensi dari tim komunikasi. Kompetensi ini mencakup semua aspek kemampuan dasar PR dan komunikasi, pola pikir, pandangan, serta sikap. Sedangkan elemen yang ketiga meliputi struktur tata kelola dan panduan komunikasi. Cakupannya terdiri dari branding, reputation building, stakeholders mapping, media relations, perception survey, social responsibility, stakeholder relations, issues management, crisis management, internal communications, dan external communications.
Dalam upaya membangun corporate brand ini, PR berperan besar dala mencapai visi, misi, dan rencana strategis organisasi. Namun, Maria berpendapat, PR baru dapat berperan maksimal apabila organisasi telah memiliki rencana strategi bisnis, strategi komunikasi, serta sistem dan prosedur penanganan isu dan krisis. Inilah yang kemudian akan menjadi panduan bagi PR dalam menjalankan perannya.
Managing Director Imogen PR Jojo S. Nugroho yang juga hadir sebagai pembicara pada hari itu menambahkan, untuk membangun corprate brand, PR dapat memanfaatkan berbagai medium komunikasi, salah satunya LinkedIn. Melalui platform tersebut, PR dapat menunjukkan kredibilitas diri sekaligus corporate brand.
Sebagai langkah awal, kata Ketua APPRI tersebut, PR dapat membuat profil yang menarik di laman LinkedIn, aktif di medium tersebut agar selalu mendapatkan berita terkini, dan berpartisipasi dengan giat mengunggah informasi atau aktivitas terbaru. “Upaya serupa juga bisa diikuti oleh seluruh karyawan di organisasi mereka,” imbuhnya. (rvh)