Bagi sebagian orang, public speaking mungkin bukan hal yang mudah. Namun, bukan berarti tidak bisa dipelajari. Dengan metode yang tepat, public speaking sebenarnya dapat menjadi alat untuk membangun citra yang positif.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Public speaking adalah salah satu peran yang melekat dan merupakan bentuk lain dari public relations (PR) yang efektif. Public speaking tidak seperti menyampaikan informasi untuk mempromosikan penjualan. Tetapi, untuk meningkatkan kesadartahuan publik..
Menurut Karen B. Moore, pendiri sekaligus CEO Moore, firma komunikasi dan urusan publik yang berkantor pusat di Amerika Serikat, ketika melakukan public speaking, PR harus mampu memberikan sesuatu yang bernilai dan bermanfaat kepada target audiensnya dengan tujuan untuk mendidik dan menyampaikan informasi. Berikut tips public speaking yang memukau ala Moore.
1. Kesan pertama itu penting!
Penonton cenderung mengingat bagian awal dan akhir pidato. Untuk itu, hindari membuang waktu dengan pembukaan yang terlalu panjang. Sebaliknya, membuka pidato dengan cerita yang tidak terduga untuk membangun ekspektasi audiens.
2. Optimalisasi penggunaan media presentasi.
Penggunaan media seperti Power Point dapat membantu audiens untuk melihat data yang ingin disampaikan. Upayakan menggunakan metode 6/6/6. Yakni, presentasi terdiri dari slide pembuka, dan penutup, serta enam slide konten. Setiap slide berisi tidak lebih dari enam poin. Dan, tidak lebih dari enam kata per poin.
3. Beri ruang bagi penonton berinteraksi.
Penonton senang untuk dilibatkan. Maka, beri ruang interaksi bagi penonton, tidak hanya di sesi akhir pidato, tapi juga pada saat membuka sesi pertanyaan di tengah pidato. Tujuannya, untuk meningkatkan interaksi dan perhatian audiens. Meskipun cara ini cukup menantang, tetapi dengan cara ini kita dapat menarik perhatian mereka.
4. Perbanyak latihan.
Untuk dapat terbiasa, kita harus banyak berlatih. Maka, perbanyak berlatih dengan memvisualisasikan penonton, memperhatikan bahasa tubuh, nada suara, posisi di atas panggung, serta kontak mata dengan penonton.
5. Meninggalkan jejak.
Sebelum mengakhiri pidato, upayakan untuk meninggalkan sesuatu agar interaksi dapat berkelanjutan di masa yang akan datang. Contoh, dengan memberikan nomor kontak agar dapat terus terhubung dengan audiens.
Menurut perempuan yang juga dikenal sebagai pakar di bidang advokasi itu, untuk dapat menjadi public speaker yang memukau, mulailah dari jumlah penonton yang kecil. Nikmati prosesnya dengan terus mengasah kemampuan hingga akhirnya kita benar-benar siap tampil di forum dengan jumlah penonton yang lebih banyak. (zil)