Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan 27 kabupaten/kota menganggarkan dana bantuan subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk mengendalikan inflasi mencapai Rp 225 miliar.
BANDUNG, PRINDONESIA.CO - Dana ini dipastikan bertambah besar dari rancangan awal sebesar Rp180 miliar gabungan antara APBD Pemprov Jabar dan 27 kabupaten/kota.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan dana tersebut salah satunya akan diberikan sebagai bantuan langsung tunai (BLT) dampak kenaikan harga BBM pada warga Jabar datang dari berbagai pintu karena jumlahnya tinggi. "Rakyat Jawa Barat yang diberi bantuan BLT itu sangat banyak," katanya di Gedung Sate, Bandung, Senin (26/9/2022).
Menurutnya dari pemerintah pusat ada bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), kemudian warga tidak mampu di desa oleh dana desa, UMKM pun mendapat bantuan dari Kementerian Koperasi. "Sehingga, kita sedang mengatur agar dana terkait dampak BBM dari provinsi dan kota kabupaten itu tidak bentrok atau duplikasi. Total Rp225 miliar kombinasi dari provinsi dan kota kabupaten," katanya.
Menurutnya sebelum bantuan dikucurkan pihaknya ingin memastikan dana yang diberikan memiliki dampak terhadap pengendalian harga komoditas sembako. "Contoh ikan di pasar dicek naik, alasannya BBM naik. Kita sedang atur supaya mereka beli BBM seperti dulu, selisih kebaikan kita subsidi kan, sehingga tidak ada alasan harga komoditas ikan naik karena BBM naik," tuturnya.
Ridwan Kamil juga memastikan pihaknya melalui Disperindag Jabar sudah melakukan pengecekan ke pasar terkait dampak kenaikan BBM pada komoditas. "Kemudian saya cek ke pasar dan laporan Indag, fluktuasi dari kenaikan BBM ternyata tidak terlalu tinggi, jadi kira kira itu," ujarnya.
Menurutnya sampai Desember 2022 bantuan untuk berbagai sektor akan diselesaikan pihaknya. Agar bantuan dari pusat maupun daerah berdampak signfikan."Sehingga kombinasi BLT dan pusat, provinsi, kota/kabupaten meringankan beban rakyat Jabar," tuturnya.
Pihaknya juga menyinggung terkait intervensi anggaran untuk menekan biaya logistik komoditas agar dampak kenaikan BBM pada harga komoditas bisa terkendali. "Ya itu juga kita alokasikan ke situ, kita akan membayari sebagian ongkos ongkos transportasi dari komoditas sehingga harga ke pasar dan pembeli terakhirnya tidak naik terlalu besar," ujarnya.
Komoditas
Menurutnya saat ini kenaikan komoditas pangan di pasaran masih terpantau stabil. Dimana rata-rata per minggu ini kenaikan tidak signifikan hanya dua bahan panhan yang menyentuh kenaikan 10 persen yakni bawang putih dan cabai rawit. "Sisanya ada yang turun, setengahnya naik tapi gak sentuh 10 persen. Kalau di bawah 10 persen artinya masih relatif aman terkendali," katanya.
Saat ditanya kapan Jabar akan menyalurkan BLT, Ridwan Kamil memastikan penyaluran akan dilakukan usai APBD Perubahan 2022 disahkan bersama dengan dewan. "Karena perubahan baru diketok palu dana dari Jabar baru akan dibagikan per tanggal 15 Oktober. Nominalnya? Sama, Rp600.000 juga," paparnya.