Penyebaran COVID-19 di awal masa pandemi mendorong terjadinya perubahan perilaku dan pola kerja Aparatur Sipil Negara (ASN). Kondisi ini menimbulkan banyak kecemasan di kalangan karyawan internal. Guna merspons kekhawatiran tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan program Gerakan Tangkis COVID 19 (GERTAC).
LABUAN BAJO, PRINDONESIA.CO – GERTAC hadir bertujuan untuk meningkatkan imunitas serta mengurangi tingkat stres di tengah kondisi pandemi dengan cara memberdayakan pegawai untuk mengikuti berbagai kegiatan di luar tupoksinya. Berangkat dari hasil analisis politik, ekonomi, sosial, dan teknologi (PEST), yakni pemberlakuan kebijakan PSBB dan PPKM (political), akses fasilitas umum yang terbatas (economic), keterbatasan, cenderung mudah stres dan menurunnya imunitas (social), serta waktu penggunaan gawai yang meningkat (technology), keberadaan program ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi karyawan untuk berkarya sekaligus pelepas stres.
Menurut Khoiria Oktaviani, Subkoordinator Rencana dan Program Komunikasi dan Informasi Kementerian ESDM, insiatif ini merupakan bagian dari komitmen instansi dalam mengimplementasikan komponen-komponen diversity, equity, dan inclusion (DEI). Hal ini tercermin dari jumlah ASN Kementerian ESDM yang berasal dari latar belakang usia, jenis kelamin, ras, etnis, agama, budaya serta pendidikan yang beragam (diversity).
Tidak berhenti sampai di situ, setiap program GERTAC yang diciptakan juga mampu memberikan hak setara dan adil kepada anggota yang bergabung, mulai dari level pimpinan eselon hingga staf (equity). Serta melibatkan partisipasi aktif dari seluruh ASN di KESDM dalam kegiatan GERTAC (inclusion).
“Dengan kata lain, GERTAC hadir demi menjaga work life balance, kesehatan, serta mengurangi tingkat stres pada pegawai melalui kegiatan minat dan bakat termasuk kerohanian,” ujarnya di hadapan para peserta Workshop Kelas DEI bertajuk “Menguatkan Corporate Value melalui Praktik Bisnis Berbasis DEI” di Labuan Bajo, Kamis (8/4/2022).
Sebut saja, program ESDM Runners, yakni komunitas bagi ASN KESDM yang memiliki hobi olahraga lari. Ada pula program ESDM Writers. Komunitas penulis ASN KESDM yang berfokus pada kemajuan literasi sektor ESDM. Sementara dari sisi kerohanian, terdapat Babin Rohis ESDM serta Forum Kristiani ESDM. Lainnya yang tak kalah menarik yakni berbagai program Healthy People, hingga gim interaktif.
“Dengan menyediakan ruang berbagi yang inklusif membuat siapapun tergerak untuk berpartisipasi sekaligus membuat komunitas menjadi hidup dan berkelanjutan,” ujar peraih gelar Master School of Life and Environtmental Sciences, Universitas Tsakuba, Jepang.
Menurut Ria, begitu Khoiria akrab disapa, program-program yang diinisiasi merupakan kegiatan yang dapat dilakukan secara mandiri atau grup kecil tanpa mengurangi interaksi antar anggota dan tetap dengan menerapkan protokol kesehatan.
Strategi Komunikasi
Adapun strategi komunikasi yang digunakan oleh Biro KLIK ESDM, yakni dengan menerapkan metode earned, shared, dan owned model. Media dan taktik ini diyakini sebagai model yang paling efektif mengingat perkembangan dunia digital yang begitu masif.
Agar gaung GERTAC makin menggema di media sosial, Ria dan tim lantas mendorong para ASN yang tegabung di komunitas untuk aktif berkegiatan dan meramaikan postingan masing-masing komunitas. Upaya yang dilakukan pun menunjukkan hasil yang positif. Sebut saja, outputs yang terhimpung antara lain 1.554 pengikut, 246 unggahan di Instagram selama program berlangsung, kegiatan kerohanian yang disiarkan di YouTube ditonton oleh 3.600 hingga lebih dari 6.000 penonton. Sementara dari sisi outcome, hasilnya tak kalah menggembirakan. Dapat disimpulkan bahwa peserta yang terlibat merasa puas terhadap program yang sudah dilakukan. (ais)