Mengutip dari buku Who the Hell Are You? karya Helmy Yahya, CEO Amazon Jeff Besos mengatakan, personal branding adalah apa yang orang lain katakan tentang Anda ketika Anda tidak ada dalam ruangan. Dengan demikian, personal branding merupakan citra diri yang khas yang dimiliki seseorang dan menjadi pembeda diri seseorang. Citra diri yang khas ini juga dapat digunakan untuk mempromosikan atau memperkenalkan diri kita.
Oleh: Dodi Rosadi, Pranata Humas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Sebagai contoh, konotasi apa yang Anda bayangkan, jika Anda menyebut nama Raffi Ahmad? Tentu, salah satu presenter terkenal di Indonesia. Begitu pula ketika disebut nama Rita Nurlita di kalangan humas pemerintah. Yang terbayang di benak adalah aparatur sipil negara (ASN) berprestasi dan produktif dalam menulis. Rita juga merupakan salah satu penerima PR INDONESIA Fellowship Program 2018 – 2019. Citra inilah yang melekat pada mereka dan selalu kita ingat.
Di era digital ini, personal branding merupakan hal yang penting. Tak terkecuali bagi ASN. Keahlian dan pengalaman bisa dijadikan dasar bagi ASN di dalam membangun personal branding. Begitu banyak peluang bagi ASN untuk mengembangkan diri. Salah satunya dengan menulis. Menjadi kebanggaan tersendiri ketika tulisan seorang ASN terbit di buku, jurnal, maupun media massa. Apalagi ketika ASN tersebut diundang dalam suatu webinar sebagai narasumber untuk menyampaikan keahliannya. Peran sebagai penulis dan narasumber inilah yang bisa dinamakan personal branding.
Beragam Manfaat
Adapun personal branding memiliki beragam manfaat. Pertama, membangun kredibilitas diri. Personal branding membantu kita mendapatkan pengakuan dari orang lain bahwa kita memiliki keahlian tertentu. Kedua, mendapatkan kepercayaan. Personal branding yang kuat dan positif membuat kita dipercaya oleh pimpinan untuk mengerjakan tugas.