JAKARTA, PRINDONESIA.CO -  Topik ini menghangat dalam webinar “Stakeholder Engagement in the New Era” yang diselenggarakan oleh Public Affairs Forum Indonesia, Selasa (29/3/2022). Di era baru ini, kata Ketua Public Affairs Forum Indonesia Agung Laksamana, public affairs harus  memiliki pola pikir baru  dalam konteks  stakeholder relationships dan engagement.

Ia melanjutkan, Divisi Public Affairs harus terlibat sejak awal dalam proses bisnis organisasi baik strategi, perencanaan, maupun eksekusi. Perubahan kebiasaan dari para stakeholder turut menuntut public affairs untuk mampu memanfaatkan platform digital untuk stakeholder engagement secara optimal. Tak lupa pria yang menjabat sebagai Executive Vice President di Freeport Indonesia ini menggarisbawahi bahwa salah satu kesuksesan stakeholder engagement adalah kemampuan mendengar harapan stakeholder.

Senior Manager Komunikasi SKK Migas Nyimas Fauziah Rikani sependapat. “Dengan mendengarkan, kita bisa membuat pesan kunci sesuai yang diinginkan. Alhasil, stakeholder dapat lebih fokus dalam memberikan perhatian,” katanya.

Melanie Masriel, Chief of Corporate Affairs, Engagement & Sustainability L'Oréal, menambahkan, korporasi harus memiliki data analisis yang kuat terkait hal yang dibicarakan atau dipikirkan oleh stakeholders. Dengan begitu korporasi bisa menggunakan kanal yang tepat untuk dapat mengikat stakeholders.

Advisor to the Senior Partner Government Relations & Public Affairs PwC Indonesia Daniel Rembeth berharap praktisi public affairs terus beradaptasi dalam segala situasi serta selalu mengutamakan kejujuran dalam menyampaikan pesan kepada stakeholders.

Turut hadir dalam diskusi ini, Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk (TEMPO) , Arif Zulkifli. Hari itu, ia memberikan pandangan tentang pentingnya memberikan informasi dengan mengutamakan tranparansi untuk membangun kepercayaan antar-stakeholders. (rvh)