Pertama kali melihat Hera sebagai narasumber di sebuah webinar, kami cukup terkesan dengan berbagai perspektif yang disampaikannya. Ya, kami memang sudah cukup lama “menargetkan” Hera sebagai cover di majalah yang Anda baca ini. Edisi ini, keberuntungan tengah berpihak pada kami. Kami berhasil mendapatkan kontaknya, lalu tak butuh waktu lama ia pun langsung menyetujui permintaan kami untuk menjadi cover edisi kali ini.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Begitulah, pembaca, Senin (26/2/2022), di tengah-tengah kesibukannya mempersiapkan HUT ke-65 BCA, Hera menyempatkan diri menjumpai kami secara virtual untuk sebuah wawancara cukup panjang. Melihat kepiawaiannya dalam berkomunikasi, siapa sangka Hera adalah seorang insinyur. Lulusan Teknik Industri Universitas Sumatra Utara ini mengaku tidak pernah memiliki pendidikan formal di bidang komunikasi. Ia menemukan passion di bidang komunikasi ketika mengikuti kompetisi pemilihan news anchor sebuah stasiun TV saat semester tiga di bangku kuliah.
Kariernya di dunia penyiaran pun dimulai saat itu. Beragam stasiun TV pernah menjadi tempat berkarier perempuan yang kini menginjak usia 37 tahun. Sebut saja TVRI, Metro TV, Bloomberg, CNN Indonesia, hingga CNBC Indonesia. Lama berkutat di media ekonomi, Hera pun jatuh cinta pada dunia ekonomi, hingga melabuhkan dirinya ke PT Bank Central Asia, Tbk. Baginya, kesempatan keluar dari zona nyaman tak datang dua kali. Kepada Aisyah Salsabila dan Rizka Vardya, ia berkisah.
Mohon diceritakan latar belakang pendidikan Anda.
Saya adalah lulusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Kebetulan papa dan mama saya bekerja di Medan. Sebagai anak tunggal, saya tidak boleh jauh-jauh dari orang tua.
Bagaimana Anda menemukan passion di bidang komunikasi?
Ceritanya panjang. Saat menjadi mahasiswi semester tiga, saya pernah mengikuti kompetisi news anchor. Nama programnya adalah Menuju Layar Liputan 6. Meskipun saat itu nggak juara, saya senang karena bisa menjadi finalis mewakili Kota Medan.