Transformasi Agensi PR: Kolaborasi Membangun Industri
PRINDONESIA.CO | Jumat, 04/02/2022 | 1.058
Transformasi Agensi PR: Kolaborasi Membangun Industri
Hingga hari ini, dari 45 perusahaan agensi PR yang bergabung dengan APPRI, tersisa 41 perusahaan saja.
Dok. APPRI

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Agensi PR merupakan bagian dari ekosistem PR. Selama pandemi, mereka menjadi salah satu industri yang terdampak cukup keras. Kepada PR INDONESIA secara virtual, Senin (25/10/2021), Jojo S Nugroho, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI), mengenang betapa pahitnya kenyataan yang harus ia alami bersama pelaku agensi PR lainnya ketika pandemi menghantam negeri ini. “Banyak pembayaran dari klien yang macet. Ada klien yang sudah menyatakan di depan, tidak bisa bayar, padahal pekerjaan sudah berjalan dan ada biaya produksi yang dikeluarkan. Bahkan, ada yang pekerjaannya sudah selesai,” kata pria yang merupakan Managing Director IMOGEN PR ini. 

Kondisi yang serba tidak menentu ini membuat baik pelaku agensi PR maupun klien, sama-sama memilih strategi wait and see. Tak banyak agenda PR di awal pandemi, tak ada pula klien baru. Di satu sisi, klien juga memilih melakukan efisiensi. Salah satunya dengan cara memotong pengeluaran untuk PR. 

Berbagai penyesuaian pun dilakukan oleh setiap pelaku agensi PR agar mereka dapat bertahan dan beradaptasi selama pandemi. Mulai dari mencari jejaring, membidik pasar dan peluang baru yang selama ini belum tersentuh, memberikan layanan baru sesuai kebutuhan klien, hingga melakukan pengembangan bisnis. Dari berbagai strategi tadi, ada yang berhasil, bahkan jauh lebih lebih sukses ketimbang sebelum pandemi, dan sebaliknya.

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI