Kunci utama dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan adalah menemukan cara-cara baru dalam menggunakan strategi dan perangkat baru. Hal serupa juga berlaku bagi humas yang memiliki fungsi strategis dalam pembangunan bangsa.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO –Boy Kelana Soebroto, Ketua Umum PERHUMAS periode 2021 – 2024 merangkum sejumlah tantangan itu. Pertama, program komunikasi terkait pentingnya vaksinasi yang harus menjadi perhatian bersama. Kedua, seiring dengan menurunnya tingkat prevalensi kasus pandemi COVID-19, maka potensi pertumbuhan ekonomi menjadi kian dinamis.
Ketiga, dalam mendukung program pemerintah mengurangi emisi karbon sesuai peraturan nasional dan internasional, sektor swasta semakin didorong untuk melakukan penguatan di sisi sustainability communications. Keempat, pimpinan tidak hanya berperan penting dalam menyusun strategi komunikasi publik yang sesuai dengan etika, tapi juga dalam berinteraksi dengan publik internal serta para pemangku kepentingan.
Kelima, aspek hukum tidak mampu menjawab dilema permasalahan komunikasi. "Etika harus menjadi kunci dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan oleh praktisi humas. Untuk menjawab berbagai tantangan tadi, dibutuhkan talenta komunikasi yang memiliki kompetensi kelas dunia," kata Head of Corporate Communications PT Astra International Tbk di acara KNH 2021, Rabu (15/12/2021),
Praktisi humas juga harus selalu meningkatkan kompetensi, mengembangkan kapasitas, solusi kreatif, dan inovasi untuk mendukung objektif organisasi dengan tetap memegang teguh kode etik kehumasan.
Rekomendasi Strategis
Berangkat dari sejumlah tantangan tadi, PERHUMAS merangkum Delapan Rancangan Strategis KNH 2021. Antara lain:
Untuk itu, humas harus terus mengembangkan kapasitasnya dengan cara melakukan akreditasi, mengikuti sertifikasi profesi, serta kurikulum di universitas yang memiliki Program Studi Ilmu Humas. Harapannya, humas dapat bergerak serentak untuk mewujudkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Humas juga wajib mengembangkan solusi kreatif dan inovatif untuk mendukung objektif organisasi. Antara lain, dengan cara mampu beradaptasi terhadap kemajuan teknologi yang berkembang cepat, mampu menciptakan narasi humas Indonesia yang optimis, memiliki sikap positif dan tangguh, mampu membangkitkan semangat resiliensi serta membangun narasi optimisme baik korporasi, instansi, maupun individu. Terakhir, mampu memanfaatkan transformasi digital secara maksimal, inovatif, dan kolaboratif dengan stakeholders. (ais)