Sebelum menentukan strategi komunikasi, praktisi PR selayaknya melakukan riset stakeholder. Tak lupa, melakukan evaluasi setelahnya.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Apalagi, kata Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin, saat ini kita hidup di era di mana perubahan terjadi begitu cepat. Perubahan itu sedikit banyak pasti akan berdampak pada organisasi.
Dalam hal ini, tim komunikasi memiliki dua peran kunci. Pertama, menjadi internal leadership partners untuk mengelola perubahan. Kedua, menjembatani proses komunikasi dari perusahaan kepada stakeholder internal dan eksternal. “Untuk menjalankan peran ini, tim komunikasi Danone Indonesia melakukan riset berbasis komunikasi,” katanya saat mengisi soft launching Indonesia PR Research Forum (IPRRF), Kamis (11/11/2021).
Riset berbasis komunikasi ini, Arif melanjutkan, mencakup pendefinisian masalah, perencanaan program, pengimplementasian program, dan evaluasi. Beberapa aksi dan komunikasi korporat pun dilakukan demi tercapainya upaya dari riset. Untuk eksternal, misalnya, Danone melakukan audit reputasi.
Arif mengatakan, audit reputasi bertujuan untuk mengukur level reputasi perusahaan di mata publik. Selain itu, untuk memastikan program komunikasi sudah sejalan dengan tujuan perusahaan. Termasuk, program engagement dengan media reguler dan media digital. “Kami melakukan pendekatan dengan media massa maupun aktivis media sosial,” ujarnya. Danone juga melakukan focus group discussion (FGD) dengan stakeholder. Dari sinilah mereka mendapatkan umpan balik dari stakeholder.
Adapun survei yang dilakukan untuk komunikasi internal, salah satunya Danone Way. Danone yang beroperasi di 140 negara diwajibkan untuk mengisi sejumlah indikator untuk audit. “Dari sana, kami dapat mengukur pencapaian dan mengetahui cara Danone dalam menjalankan bisnis di tiap negara,” ujarnya.
Selanjutnya, melakukan global pulse survey “Stay Strong Stay Safe”. Tujuannya, untuk memantau kondisi karyawan selama pandemi. Danone memahami tidak mudah bagi karyawan mereka untuk melakukan work from home (WFH). Untuk itu, mereka berkomitmen untuk melakukan pemantauan secara rutin setiap bulan untuk mengetahui kondisi karyawan, lalu menentukan kebijakan.
Upaya komunikasi lainnya adalah one person one voice. Program ini adalah bentuk dari kesungguhan perusahaan untuk mendengarkan suara-suara karyawan, termasuk pertimbangan dalam pengambilan kebijakan. Sementara untuk meningkatkan rasa kepemilikan antarkaryawan, setiap karyawan mendapatkan satu saham Danone.
Koheren
Riset juga menjadi bagian penting dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI). Apalagi, produk BI selaku bank sentral adalah kebijakan dan mengelola ekspektasi publik. “Ekspektasi publik adalah ekonomi negara stabil,” kata Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan.
Di satu sisi, BI juga berhadapan dengan isu tersendiri. Terutama, terkait masih rendahnya literasi keuangan masyarakat. “Seperti yang kita ketahui, masyarakat Indonesia memiliki tingkat literasi yang berbeda-beda, maka strategi komunikasinya juga tidak bisa sama,” ujarnya. Untuk mengukur efektivitas komunikasi, BI memastikan input, output dan outcomes yang ingin dicapai.
Cara mengemas informasi dan pemilihan kanal juga menjadi penting agar publik dapat menerima pesan dengan baik. Pada akhirnya, pesan tersebut akan memberi dampak. Selanjutnya, melakukan evaluasi dan menghimpun umpan balik. Inilah yang kemudian menjadi modal dasar bagi BI agar dapat memperbaiki strategi komunikasi secara berkala. (rvh)