Sudah saatnya kini praktisi humas rumah sakit (RS) mengambil bagian dalam membangun mood booster masyarakat.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Mengutip laporan Digital News Report 2021 yang dirilis Reuters Institute for the Study of Journalism menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap berita di media tergolong rendah, hanya 39 persen. “Inilah peluang bagi humas RS untuk membangun mood booster publik yang lelah di tengah infodemik atau informasi berlebih seputar virus terkait,” ujar founder sekaligus Managing Director AsiaPR Silih Agung Wasesa dalam sesi diskusi panel Munas II Perhimpunan Humas Rumah Sakit (Perhumasri), Kamis (8/7/2021).
Memang tidak mudah. Terlebih harus dilakukan di tengah kondisi tenaga kesehatan yang sudah sangat kewalahan. Untuk itu, hendaknya humas RS mampu menciptakan vibrasi/semangat untuk bertahan. Ia lantas memberi dua tips. Pertama, humas RS mampu mengangkat moment of truth berdasarkan pengalaman pasien yang selamat dari COVID-19. Salah satunya, dengan melakukan storytelling panel terkait pelayanan yang di dapat oleh pasien selama dirawat di RS.
Bahkan, bila perlu, humas membuat panggung digital untuk pasien yang telah sembuh memberikan testimoni. “Kita ubah suasana mendung menjadi pusat sukarelawan. Karena sekarang informasi yang kita dapatkan dari berita rumah sakit hanya berita-berita kesedihan. Padahal kita tahu yang diselamatkan jauh lebih banyak,” ujar penulis buku Strategic Public Relations and Political Branding, Marketing Communications. “Humas RS harus punya agenda setting, monitoring isu, serta berita baik apa yang mau ia angka hari ini,” tambahnya.
Momentum lain yang tak kalah menarik ialah soal banyaknya elemen masyarakat yang saling bahu-membahu menolong dan berbagi kepada mereka yang terinfeksi COVID-19. Solidaritas sosial masyarakat Indonesia memang dikenal tinggi. “Sayangnya, cerita ini tidak banyak diangkat oleh humas-humas RS,” katanya.
Kedua, masih menurut riset yang dilakukan Reuters, sebanyak 60 persen masyarakat Indonesia membagikan berita lewat aplikasi percakapan WhatsApp. Untuk itu, penting bagi humas RS untuk bisa masuk ke dalam grup WA dengan membawa data dan fakta. “RS harus menjadi ujung tombak informasi,” katanya.
Berstrategi
Ketua Umum BPP PERHUMAS Agung Laksamana sependapat. Keberadaan humas di rumah sakit memegang peranan kritikal, terutama di saat pandemi. Ia menghimpun sedikitnya ada enam pesan penting bagi humas. Pertama, humas RS harus berstrategi mulai dari mengetahui arah perusahaan, goals yang ingin dicapai, posisi brand/perusahaan, cara menuju ke sana, serta bagaimana melakukannya.
Kedua, mengetahui target audiens baik internal maupun eksternal. Ketiga, mengenali karakteristik/kebiasaan audiens dalam berkomunikasi. Keempat, menguasai lanskap media yang meliputi paid, earned, shared, owned (PESO). Kelima, storynomic. Humas harus bisa menjadi creative storytelling. Keenam, semua karyawan adalah humas. Untuk itu, jadikan mereka sebagai duta merek bagi RS anda. (ais)