Bagi mereka yang sudah lama berkecimpung di korporasi swasta, apalagi multinasional, sulit rasanya membayangkan bekerja di pemerintahan atau perusahaan BUMN. Birokrasi yang panjang dan inefisiensi nyatanya masih sulit lenyap dari benak publik. Hal serupa juga dirasakan oleh Imelda Alini Pohan.
Imelda Alini Pohan, Corporate Secretary Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Perempuan yang sudah 17 tahun malang melintang sebagai PR di korporasi swasta baik di industri TIK, pertambangan, maupun holding ini sampai membutuhkan waktu lama untuk menerima pinangan dari salah satu perusahaan BUMN. Ia mantap hijrah karena ingin berkarya demi Merah Putih dan menjadi bagian dari transformasi.
Siapa yang menyangka, tahun ini adalah tahun keempat Imel, begitu ia karib disapa, menjadi bagian dari BUMN. Bahkan, ia sudah mengantongi pengalaman, tidak hanya satu, tapi dua perusahaan BUMN. Pertama, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), dan kedua di Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)—tempatnya bekerja saat ini—sebagai Corporate Secretary. Kepada Ratna Kartika, perempuan lulusan FISIP Universitas Indonesia ini berkisah. Berikut ceritanya.
Seperti apa latar belakang pendidikan dan perjalanan karier Anda?
Sejak SMA, saya sudah merantau dari Rantauprapat, Sumatera Utara ke Jogja. Untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik, Ayah saya mengirim setiap anaknya yang akan duduk di bangku SMA, yang kala itu dia menempuh pendidikan di SMA terbaik ke kota itu, yakni SMA Negeri 1 Teladan Yogja. Saya anak ketiga dari tujuh bersaudara. Jadi, sebelum saya, abang-abang saya sudah lebih dulu bersekolah di Jogja.