Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Muhammad Rudi menjanjikan kenyamanan bagi investor yang masuk Batam. Tidak hanya kenyamanan di kawasan-kawasan industri di Batam, namun juga perjalanan dari dan menuju kawasan industri. Jalanan di Batam nantinya bebas macet sehingga investor bisa beraktivitas dengan lancar.
BATAM, PRINDONESIA.CO - Rudi mengharapkan dalam tiga tahun ke depan, semua jalan di Batam sudah bisa dibuat lima jalur. BP Batam diberi tugas untuk membantu pengembangan infrastruktur, sedangkan Pemerintah Kota Batam lebih fokus dalam penyelesaian penanganan COVID-19. “Kalau masuk Batam sudah macet, maka mereka tidak akan bergairah untuk berinvestasi. Untuk itu, kita harus mampu memberikan rasa tenang dan nyaman,” kata Muhammad Rudi beberapa waktu lalu di Batam.
Rudi mengatakan, di era kepemimpinannya, Batam akan lebih ditata dengan baik, terutama infrastrukturnya. Sama halnya dengan program infrastruktur yang dijalankan Presiden RI, Joko Widodo, sesuai dengan RPJMN. “Mudah-mudahan infrastruktur jalan utama menjadi prioritas. Kalau Presiden membangun Indonesia, saya di kota saja,” ungkapnya.
Ia mengatakan, infrastruktur Batam akan menjadi yang terbaik untuk kategori kabupaten/kota di luar Jakarta. “Infrastruktur Batam akan terbaik di Indonesia dibanding kabupaten/kota di daerah lain, kecuali dengan ibu kota (Jakarta). Kalau ibu kota dibantu pusat langsung. Kita berupaya sinergi antara BP dan Pemko, serta dibantu pusat,” ujarnya.
Rudi mengakui dengan membuka jalan menjadi lima jalur di Batam, Malaysia dan Singapura sudah memberikan apresiasi. Jika dulunya Batam dianggap sebagai daerah biasa seperti daerah lain, sekarang sudah menuju daerah maju. “Hal ini dikarenakan lokasi kita dengan Singapura dan Malaysia cukup dekat. Dengan begitu, mereka juga bisa cepat mengetahuinya,” jelasnya.
Ia berharap dalam waktu dekat ini, selain infrastruktur jalan, juga akan terealisasi pengembangan pelabuhan kontainer, Batu Ampar. Bahkan, pada 2024 mendatang, pelabuhan Batu Ampar akan berubah total. Meski, ia mengakui dalam pengembangan itu masih menemukan sejumlah kendala. “Tahun 2024, pelabuhan bongkar muat di Batu Ampar sudah berubah total. Memang sangat sulit mengubah, tapi ini akan terwujud,” ujarnya penuh tekad.
Demikian pula halnya dengan Bandara Hang Nadim yang akan dibangun Angkasa Pura I bersama Incheon, perusahaan asal Korea Selatan. Desain pengembangan Bandara Hang Nadim nantinya akan mengikuti gaya atau desain bandara Changi, Singapura.
Bangun dan Tingkatkan Infrastruktur
Sepanjang tahun ini, BP Batam juga terus menggencarkan pembangunan infrastruktur, khususnya jalan. Hal ini dilakukan BP Batam untuk mendukung pengembangan investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Sektor infrastruktur memang menjadi salah satu fokus utama BP Batam di bawah kepemimpinan Muhammad Rudi. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan konektivitas dan merangsang pertumbuhan ekonomi di Batam.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan, pengembangan dan pembangunan jaringan jalan akan tetap menjadi prioritas pihaknya dalam agenda pembangunan 2021. Sebab, menurutnya, infrastruktur perlu terus dibangun untuk menggerakan ekonomi masyarakat dan menjadikan Batam berdaya saing sebagai kota tujuan investasi. “Untuk mempercepat ekonomi, maka yang pertama dilakukan BP Batam dan Pemerintah Daerah saat ini adalah meningkatkan infrastrukturnya. Khususnya, jalan-jalan utama,” katanya di Batam Centre, pertengahan Juli lalu.
Pada 2021 ini, BP Batam melaksanakan peningkatan Jalan Arteri Gajah Mada Tahap 1 (depan Southlink) dan pembangunan jalan kolektor Bundaran Madani sampai dengan Ocarina, Bengkong Sadai. Peningkatan atau pelebaran jalan ini bertujuan untuk mendukung kelancaran akses mobilisasi dan mengatasi kemacetan yang selama ini dikeluhkan masyarakat.
Rudi mengatakan, pembangunan yang dilakukan di Jalan kolektor Bundaran Madani memiliki alasan utama. Yaitu, untuk menyediakan fasilitas yang mudah diakses bagi para pejalan kaki dan pesepeda, selain para pengguna kendaraan bermotor. “Kita sudah melihat betapa cepatnya masyarakat menyadari pentingnya menjaga metabolisme tubuh dengan berolahraga. Pembangunan jalan ini kami hadirkan untuk memfasilitasi hal tersebut. Kita bangun juga jalur pejalan kaki dan pesepedanya, sudah kita bedakan juga warnanya per jalur agar memudahkan,” ujarnya.
Pembangunan Jalan Kolektor Bundaran Madani sampai dengan Bengkong Sadai memiliki nilai kontrak sebesar Rp 23,59 miliar yang ditangani oleh PT Multi Sindo Internasional sebagai kontraktor dan PT Wadah Cipta Teknik sebagai konsultan pengawas.
Adapun lebar pembangunan Jalan Bundaran Madani bervariasi di setiap bagiannya, yakni Simpang Pasir Putih dengan lebar rata-rata 12 meter, Jalan Engku Putri dengan lebar rata-rata 7 meter, dan ruas jalan di depan Sekolah Mondial dengan lebar rata-rata 7 meter.
Sementara peningkatan Jalan Arteri Gajah Mada Tahap 1 (depan Southlink) untuk mendukung kelancaran akses mobilisasi dan mengatasi kemacetan yang selama ini dikeluhkan masyarakat.
Pekerjaan dengan nilai kontrak sebesar Rp 29,19 miliar ini, akan memakan waktu 240 hari kalender. Adapun PT Bina Riau Sejahtera sebagai kontraktor pelaksana dan CV Vitech Pratama Consultant sebagai konsultan pengawas.
Untuk peningkatan Jalan Arteri Gajah Mada Tahap 1 ini, dibagi menjadi dua ruas jalan tambahan dari arah Sei Ladi menuju Tiban Baru. Ruas Satu akan dibangun sepanjang kurang-lebih 1,6 kilometer, sedangkan Ruas Dua panjangnya sekitar 700 meter. Masing-masing lebar jalan adalah 7 meter. (adv)