Pengukuran PR berbasis The International Association for Measurement and Evaluation of Communication (AMEC) dapat menghasilkan kampanye yang lebih strategis dan sesuai objektif. Sebab, metode ini melibatkan unsur riset, SMART objective, dan pengembangan aktivitas berbasis PESO.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Kepada PR INDONESIA via sambungan telepon, Minggu (9/5/2021), Communications Director Rajawali Foundation Fardila Astari berkisah bahwa sebenarnya pengukuran berbasis AMEC sudah diperkenalkan sejak tahun 2010 di Indonesia. Ketika itu, ia masih berkarier di salah satu agensi public relations (PR) di tanah air, Fortune PR. “Saat itu prinsip-prinsip pengukuran berbasis AMEC telah tertuang dalam Barcelona Principles 1.0,” ujarnya
Sejak saat itu, ia gencar memperkenalkan dan membangun awareness tentang metode pengukuran ini kepada klien, termasuk sesama pelaku PR. Pada tahun 2015, Barcelona Principles 1.0 diperbarui menjadi Barcelona Principles 2.0. Lalu, disempurnakan menjadi Barcelona Principles 3.0 pada tahun 2020.
Namun, siapa yang menyangka, upayanya mendapat tantangan yang luar biasa. Hal ini dikarenakan pada saat itu masih banyak praktisi PR yang menggunakan PR Value berdasarkan advertising value equivalency (AVE). “Saat itu pengukuran PR menggunakan AVE sedang heboh-hebohnya di Indonesia,” ujarnya mengenang.