Komunikasi publik sangat berperan dalam pemberantasan hoaks. Hal ini dikarenakan komunikasi publik memungkinkan adanya dialog antara pembicara dengan khalayak.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Inilah yang diungkapkan oleh Dosen Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan Asep Saefudin dalam diskusi virtual yang digelar ASPIKOM Korwil Jawa Barat bertajuk “Hoax dalam Perspektif Islam, Media, dan Komunikasi Publik”, Sabtu (10/4/2021).
Sudah menjadi rahasia umum, informasi yang bersifat hoaks cepat meluas di masyarakat. Sehingga, penanganannya memerlukan kegiatan komunikasi yang cepat dan juga efisien. Namun, upaya memerangi hoaks ini makin berat apabila kurang efektif ketika melakukan komunikasi publik. Menurutnya, komunikasi publik yang kurang efektif ini adalah salah satu penyumbang terbesar timbulnya hoaks.
Komunikasi publik ditujukan kepada sasaran khalayak yang jelas, dan dalam jumlah banyak. Tujuannya, untuk memberikan penerangan, menghibur, atau membujuk. Komunikasi publik juga memungkinkan adanya dialog antara pembicara dengan khalayak. “Sehingga, pembicara dapat melakukan counter terhadap hoaks,” imbuhnya.
Komunikasi publik berkaitan erat dengan kehumasan. Untuk itu, ketika melakukan komunikasi publik, humas harus mengetahui beberapa teknik kehumasan seperti menulis siaran pers dan memahami komunikasi krisis. Humas juga harus melengkapi komunikasi publik dengan dokumen yang menguatkan seperti media kit, rilis media, dan lembar fakta.
Meski begitu, yang paling penting, tentu saja humas memahami inti permasalahan, latar belakang, program/kebijakan yang akan dikomunikasikan, dan manfaatnya bagi publik.
Dalam pelaksanaaannya, komunikasi publik memungkinkan terjadinya komunikasi kelompok. Bahkan, komunikasi interpersonal di antara peserta. Menurutnya, komunikasi publik akan menjadi jauh lebih efektif apabila melibatkan opinion leader maupun gate-keeper. “Meski terkesan satu arah, tapi harus tetap mengedepankan kejujuran,” katanya.
Selain humas, media juga berperan memerangi hoaks. Apalagi di era post-truth seperti sekarang. Ketua PWI Jawa Barat Hilman Hidayat tak memungkiri upaya untuk memerangi hoaks makin sulit karena saat ini sudah ada produsen hoaks.
Solusinya, berkolaborasi dan melakukan upaya literasi secara berkelanjutan “Masyarakat juga dapat membaca berita dari media yang telah terverifikasi Dewan Pers. Untuk mengeceknya, kita bisa mengunjungi dewanpers.or.id,” ujarnya. (rvh)