Catatan Juri PRIA 2021 Sesi Presentasi: Komunikasi yang Memberi Dampak
PRINDONESIA.CO | Kamis, 04/03/2021 | 2.526
Catatan Juri PRIA 2021 Sesi Presentasi: Komunikasi yang Memberi Dampak
Antusiasme tinggi dari para peserta mengikuti ajang PRIA menyiratkan posisi PR semakin dianggap strategis bagi manajemen.
Fathan/PR INDONESIA

JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Kelima juri tersebut meliputi Asmono Wikan (founder dan CEO PR Indonesia Group), Magdalena Wenas (founder PR Society dan LSP Manajemen Komunikasi), Janette Pinariya (Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Institut Komunikasi Bisnis LSPR), Firsan Nova (CEO Nexus Risk Mitigation and Strategic Communication), serta Emilia Bassar (founder dan CEO CPROCOM).  

Mereka sepakat keterbatasan mobilitas akibat pandemi COVID-19 tak sedikitpun mengurangi kualitas serta kreativitas para peserta untuk menghasilkan karya-karya public relations (PR) terbaiknya. Antusiasme tinggi dari para peserta untuk mengikuti ajang PRIA yang tahun ini mengusung tema “Komunikasi Menyatukan Negeri” tersebut juga menyiratkan pesan penting bahwa posisi PR semakin dianggap strategis bagi manajemen maupun organisasi.

Tahun ini, kompetisi bagi para pelaku PR setanah air yang rutin diselenggarakan setiap tahun oleh PR INDONESIA menghimpun 599 entri. Tercatat 124 korporasi dan lembaga pemerintah turut meramaikan sebelas kategori. “Ini sebuah pencapaian luar biasa. Kompetisi ini menjadi saksi betapa banyaknya kreativitas program PR yang lahir selama setahun di masa pandemi,” ujar Asmono.

Sementara juri Firsan Nova menyoroti banyaknya program PR dari para peserta yang telah berdasarkan outcome based performance. Artinya, mereka tak lagi berfokus kepada seberapa bagus program atau kerennya konten. Lebih dari itu, memastikan program PR yang mereka buat mampu memberikan dampak luas. 

Ke depan, pria yang baru kali pertama bergabung sebagai juri PRIA ini menekankan agar peserta mengirimkan proposal yang mampu memberikan gambaran secara komprehensif dan holistik. Yakni, proposal yang dimulai dengan analisis, perencanaan atau formulasi strategi, lalu masuk ke implementasi, dan ditutup dengan evaluasi. “Evaluasi itu penting bagi PR untuk mencari alat ukur yang reliable,” ujarnya.

Kesan positif juga dirasakan oleh juri Magdalena Wenas. Ia melihat para peserta telah melakukan banyak terobosan dan kemajuan pesat. Tidak hanya dari sisi kuantitas, melainkan kualitas pemilihan program dan konsep manajemen PR yang baginya sudah mendekati profesional. “Hampir profesional dalam arti sudah mampu membuat strategi, taktik dan pesan kunci yang konsisten,” katanya.

Ia juga menilai dampak dari pandemi memberikan para praktisi komunikasi memiliki banyak waktu untuk bisa mengelola satu konsep PR yang berbobot. Ke depan, Magdalena berharap peserta dapat terus mempertahankan dan mengembangkan profesionalismenya. Sebab, PR merupakan profesi yang harus dipercaya dengan kualitas.

Peka

Juri Emilia Bassar sependapat. Menurutnya, para peserta PRIA 2021 mampu menghasilkan program-program PR yang direncanakan dengan baik, sistematis serta terukur. Contoh, monitoring dan evaluasi dilakukan dengan menggunakan tools yang tepat. Ini penting agar praktisi PR mampu mempertanggungjawabkan program PR yang mereka jalankan kepada kepada pimpinan organisasi.

Satu hal yang menjadi catatannya, Emilia berharap praktisi komunikasi tidak sekadar mengangkat isu terkait pandemi COVID-19 dari sisi kesehatan. Tapi juga memiliki kepekaan serta memerhatikan isu lingkungan yang timbul akibat pandemi. Salah satunya, limbah medis atau Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). “Limbah medis sekali pakai atau B3 ini juga harus menjadi concern kita bersama untuk menjadi program baik internal maupun eksternal,” ujar praktisi komunikasi perubahan iklim dan climate reality leader

Sementara menurut juri Janette, program PR dapat dikatakan berhasil apabila mampu memberikan dampak positif tidak hanya bagi perusahaan, tapi juga masyarakat luas.  (ais)

 

 

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI