Nama Sari Soegondo kian populer di kalangan public relations (PR) ketika ia terpilih sebagai Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan PR Indonesia (APPRI) periode 2020 – 2023. Co-founder dan Direktur Eksekutif ID COMM ini bahkan sudah beberapa kali didapuk menjadi pembicara di event PR INDONESIA. Terakhir, sebagai pemateri di PR INDONESIA Outlook (PRIO) 2021, akhir November lalu.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Jumat (15/1/2021), PR INDONESIA berkesempatan mengenalnya lebih dalam. Ternyata, di balik sosoknya yang kalem, peraih gelar master Komunikasi Korporat dari FISIP Universitas Indonesia ini dikenal aktif dan cenderung mampu mengerjakan banyak hal dalam waktu bersamaan alias multitasking.
Ia juga merupakan pribadi yang memiliki kesungguhan, ketekunan, dan berkeinginan kuat. Buktinya, ibu dari dua anak yang awalnya bercita-cita mengikuti jejak almarhum ayahnya menjadi dokter itu, memilih mengambil keputusan berani, bersama rekannya, mendirikan ID COMM. Tujuannya, bukan sekadar memanfaatkan ceruk potensi untuk memberikan dukungan strategi, program komunikasi dan kehumasan. Lebih dari itu, ingin menjadi bagian dari perubahan nyata melalui komunikasi. Kepada Ratna Kartika dari PR INDONESIA, Sari berkisah.
Pandemi COVID-19 turut berdampak pada aktivitas konsultan PR. Seperti apa dinamika yang dialami di ID COMM dan agensi PR lokal pada umumnya di masa ini? Apa tantangan terbesar yang dirasakan?
Seperti halnya yang terjadi di seluruh dunia, dan sebagaimana dibuktikan oleh berbagai telaah yang saya presentasikan beberapa saat lalu di forum PR INDONESIA Outlook 2021, praktisi komunikasi dan kehumasan, terutama para konsultan di Indonesia saat ini bekerja dalam mode dan pola yang sangat fleksibel.
Kami termasuk kelompok profesi yang dapat bertahan dan tetap terus bekerja secara efektif dan produktif meski di tengah pembatasan sosial. Selama hampir satu tahun terakhir ini, kami hampir tidak pernah ke kantor dan bekerja remotely dengan seluruh tim serta klien. Ini membuktikan bahwa kita bisa bekerja ala plug and play.