Apresiasi Indonesia Print Media Awards (IPMA), Inhouse Magazine Awards (InMA), Student Print Media Awards (ISPRIMA), dan Indonesia Young Readers Awards (IYRA) kembali hadir. Inilah kumpulan karya para pegiat media selama pandemi COVID-19.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Meski terasa berbeda karena diselenggarakan di tengah pandemi, tak mengurangi antusiasme baik para peserta untuk mengerahkan karya terbaik maupun juri dalam menentukan kandidat pemenang. Mengangkat tema “Innovative Collaboration Beyond Pandemic”, apresiasi rutin persembahan Serikat Perusahaan Pers (SPS) tahun ini diikuti 548 entri dan melibatkan sembilan orang juri.
Mereka adalah Ahmad Djauhar (Dewan Pers), Asmono Wikan (Sekretaris Jenderal SPS Pusat), Danu Kusworo (Redaktur Foto Harian KOMPAS), Ika Sastrosoebroto (President Director Prominent PR), Ndang Sutisna (Direktur Eksekutif First Position Group), Oscar Matulloh (Kurator dan Pewarta Foto Independent), Mas Sulistyo (Design Director DM ID), Nina Mutmainnah (Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI), dan Agus Sudibyo (Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pers). Proses penjurian dilakukan secara off-line dan on-line, awal Februari 2021.
Hasilnya, di kalangan media, KOMPAS kembali unggul meraih apresiasi terbanyak dengan lima penghargaan untuk kategori IPMA. Persaingan ketat justru terjadi di kalangan institusi dan korporasi untuk kategori InMA. Mayoritas peserta memboyong apresiasi dengan jumlah yang rata-rata sama.
Melihat dinamika kompetisi kali ini, Ketua Harian SPS Pusat Januar P. Ruswita mengatakan, ajang yang sudah berlangsung sejak tahun 2010 itu lagi-lagi menjadi bukti perkembangan dunia media yang begitu dinamis. Mereka terus beradaptasi, berinovasi, hingga bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. Termasuk di masa sulit seperti pandemi.
Agus Sudibyo, juri IPMA, menilai pandemi tidak mengurangi kualitas pemberitaan. Peserta IPMA juga tetap taat pada kode etik jurnalistik dan menjaga nilai-nilai publik. Menurutnya, ini menjadi pertanda baik karena berkaitan dengan keberlanjutan media dan profesionalisme media di Indonesia di masa depan.
Meski, Asmono Wikan, juri InMA dan ISPRIMA yang merupakan founder dan CEO PR INDONESIA Group, tak memungkiri adanya penurunan kreativitas dari sisi cover majalah. Namun, begitulah proses adaptasi. Apalagi bukan perkara mudah mengimplementasikan ide dan kreativitas di masa sulit dan banyak keterbatasan seperti saat ini.
Catatan khusus dari juri InMA dan ISPRIMA Ika Sastrosoebroto. Ia menyoroti pesan kunci di tiap majalah peserta InMA yang cenderung ke arah “jualan”. Padahal, audiens saat ini lebih menyukai narasi-narasi persuasi, seperti cerita di balik produk/layanan yang dikemas secara humanis. Menyoal peserta ISPRIMA, ia menyayangkan belum optimalnya fungsi estafet dari para senior kepada juniornya dalam menghasilkan produk majalah kampus.
Ndang Sutisna, juri IPMA dan IYRA, menekankan pentingnya kekuatan ide dan simplicity eksekusi layout. Adapun Juri IPMA dan IYRA Nina Mutmainnah mengapresiasi keberhasilan sejumlah media menampilkan fenomena yang sedang populer di kalangan generasi muda dari sudut pandang positif. Contoh, konten games.
Sementara Ahmad Djauhar, juri IPMA yang juga Ketua Komisi Penelitian, Pendataan, dan Ratifikasi Pers Dewan Pers dan Sekretaris Dewan Pertimbangan SPS Pusat, menekankan peran para pegiat media. Yakni, turut berkontribusi menjaga penggunaan Bahasa Indonesia yang baik, bermartabat, dan berkualitas.
Puncak penganugerahan IPMA, InMA, IYRA, dan ISPRIMA berlangsung secara streaming melalui kanal YouTube SPS Pusat, jam 14.00 WIB, hari ini, Rabu (24/2/2021). (rtn)
Tabel Entri IPMA, InMA, IYRA, dan ISPRIMA 2021
Tahun |
Jumlah Entri |
|||
2021 |
IPMA |
InMA |
IYRA |
ISPRIMA |
307 |
168 |
36 |
37 |
Sumber: SPS Pusat, 2021