Nama Inke Maris identik dengan public relations (PR). Ia menjadi salah satu pionir pendiri konsultan PR dengan bendera Inke Maris & Associates-Communications Consulting (IM&A). Banyak kontribusi dan kenangan yang ditinggalkan. Termasuk bersama PR INDONESIA.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Berpulangnya Inke Maris atau Maria Dinariati binti Yusuf Natanegara ke hadapan sang Ilahi, malam ini, Kamis (31/12/2020) meninggalkan duka dan kehilangan yang mendalam tak hanya bagi suami, Rizal Maris dan keluarga tercinta, tapi juga bagi seluruh praktisi PR di tanah air. Tak terkecuali, keluarga besar PR INDONESIA Group.
Founder dan CEO PR INDONESIA Asmono Wikan mengenang tokoh dan figur sentral di dunia PR ini sebagai sosok yang sangat profesional. Almarhum adalah teladan bagi setiap praktisi PR. “Atas latar belakang itulah, beliau kami nobatkan sebagai salah satu dari tujuh PR INDONESIA Gurus dalam agenda Jambore PR INDONESIA di Bali, Juni 2015,” ujarnya, Kamis (31/12/2020).
Perhatian dan kepedulian Inke yang begitu besar terhadap kemajuan PR, membuatnya selalu bersemangat jika berbicara dan mengutarakan pendapatnya tentang dunia PR di tanah air. Inke juga salah satu tokoh PR nasional yang sedari awal mendukung kelahiran PR INDONESIA. Ia juga menjadi pelanggan setia PR INDONESIA.
Asmono melanjutkan, banyak teladan yang telah almarhum berikan kepada seluruh pelaku PR, khususnya ia dan PR INDONESIA Group. Ya, sekitar dua tahun lalu, saat Asmono bertemu dengan almarhum di kantornya. Dan, ketika daya ingatnya sudah mulai berkurang, terutama dalam mengingat nama. Di luar dugaan, dengan cepat Inke mengingat namanya sebagai pendiri PR INDONESIA. “Selamat jalan Ibu Inke, semoga husnul khotimah. Jasa dan kontribusimu bagi dunia PR nasional sungguh sangat berarti dan akan abadi di hati kami,” tutupnya.
Optimis
Inke Maris lahir di Bogor, 7 Desember 1948. Ia merupakan putri dari diplomat Rd Yusuf Natanegara dan Mira Natanegara binti Mansur. Meski bernama lengkap Nyi Rd Maria Dinariati Natanegara, sejak kecil ia kerap dipanggil Inke. Sebagaimana anak dari keluarga diplomat yang sering berpindah tugas, Inke kerap menjalani masa pendidikan berpindah-pindah. Antara lain, Jerman, Jakarta, lalu Inggris.
Di Inggris, ia melanjutkan pendidikan dan dan mendapatkan sertifikat pendidikan dari London Business School, London Chamber of Commerce dan Cambridge University Proficiency in English. Di negeri yang sama pula, ia memperoleh gelar MA mass communications dari University of Leicester, Centre for Mass Communication Research.
Inke mengawali karier profesionalnya di British Broadcasting Corporation (BBC). Perempuan yang pernah bekerja sebagai PR Manager World Trade Centre tahun 1984 – 1986 ini juga dikenal sebagai pembawa acara legendaris Dunia Dalam Berita yang ditayangkan stasiun televisi pertama Indonesia, TVRI.
Tahun 1984, Inke mendirikan konsultan PR bernama Inke Maris & Associates-Communications Consulting (IM&A) yang masih berdiri hingga saat ini. Bahkan di akhir hayatnya, ia masih menyumbang prestasi dari The IWEC Foundation, Selasa (10/11/2020). Yayasan yang berbasis di New York, Amerika Serikat ini memberikan penghargaaan secara khusus kepada 51 perempuan entrepreneur dari berbagai negara. Salah satunya Inke, wakil dari Indonesia. Apresiasi tersebut ia persembahkan khusus untuk IM&A yang saat itu genap berusia 34 tahun.
Saat menerima penghargaan tersebut, perempuan yang tercatat sebagai Staf Ahli Bidang Komunikasi Menteri Koordinator Perekonomian era Menteri Keuangan Kabinet Persatuan Rizal Ramli itu mengenang lika-liku membangun konsultan yang ia dirikan dengan bantuan Kredit Usaha Kecil dari bank.
Kini, salah satu pionir di bidang konsultan PR di Indonesia ini telah berkembang pesat dan memiliki banyak nilai tambah. Salah satunya, IM&A memberikan konseling kepada perusahaan perusahaan dari nasional hingga multinasional dan yayasan amal dengan jangkauan global.
Di masa pandemi, IM&A, seperti juga perusahaan lainnya, mengalami tantangan yang luar biasa. Meski begitu, ia bersyukur karena sejauh ini perusahaannya tetap bertahan tanpa mengurangi karyawan. Bahkan, masih dipercaya oleh klien mereka yang didominasi oleh perusahaan asing dan internasional.
Di akhir pidatonya itu, Inke—seperti biasanya—selalu bersemangat dan optimis tiap kali bicara tentang industri PR. Ia yakin, industri ini akan tetap maju, bertumbuh dan berkontribusi bagi Indonesia meski di tengah pandemi.
Selamat jalan Ibu Inke. Jejak langkah, jasa dan kontribusimu bagi dunia PR akan selalu kami kenang dan menjadi warisan yang tak ternilai. (rtn)