Selama tahun 2020 banyak peristiwa yang menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Kazee Digital Indonesia merangkumnya dalam acara PR Indonesia Outlook (PRIO) 2021: Public Relations Beyond Pandemic yang diselenggarakan oleh PR INDONESIA secara virtual, Rabu (25/11/2020).
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Menurut Ariya Sanjaya, founder dan CEO Kazee Digital Indonesia, peristiwa yang beredar sepanjang tahun 2020 di tanah air tersebut tidak melulu soal pandemi Covid-19, tapi juga politik hingga agama. Perusahaan data analitik ini menganalisisnya berdasarkan data. Ada yang negatif, tapi ada juga peristiwa yang mengandung unsur positif.
Tahun 2020, dibuka dengan banjir hebat yang melanda Jakarta. Mulai dari perumahan hingga jalan raya tergenang air dengan ketinggian beragam. Banjir ini memakan 30 korban meninggal. Karenanya, Gubernur DKI Anied Baswedan dituntut hingga Rp42 miliar sebab dianggap orang yang paling bertanggung jawab atas bencana yang terjadi.
Sementara itu, pada 2 Februari 2020, ada 238 WNI dari Wuhan, Tiongkok, tiba di Bandara Hang Nadiem, Batam. Meski sempat mendapat penolakan dari warga Natuna, namun pemerintah tetap pada rencananya menjadikan wilayah tersebut sebagai area isolasi WNI. Setelah dua minggu berada di tempat isolasi, tepat tanggal 15 Februari 2020, seluruh WNI tadi diperbolehkan pulang.
Bulan Maret 2020 menjadi awal ditemukannya dua warga Indonesia positif Covid-19. Penularannya berkembang cepat. Masih di bulan yang sama, tercatat sudah ada 1.528 orang dinyatakan positif Covid-19, dan 136 di antaranya meninggal dunia. Pemerintah berencana melakukan darurat sipil untuk mencegah virus meluas. April 2020, Presiden Jokowi memilih menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Presiden pun meminta kepada seluruh pemda agar kompak menerapkan aturan serupa.
Memasuki bulan Mei, pemerintah menggaungkan era normal yang baru, atau kemudian dikenal dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Kebijakan ini mengundang reaksi dari PP Muhammadiyah. Mereka sempat mempertanyakan kebijakan new normal yang diambil pemrintah dengan tujuan penyelematan ekonomi sementara keselamatan jiwa masyarakat menjadi pertaruhan karena jumlah kasusnya yang belum juga turun.
Bulan Juni, setelah dua bulan lebih banyak beraktivitas dari rumah, masyarakat dikejutkan dengan adanya kenaikan listrik yang drastis. Sebulan kemudian, isunya beralih ke politik. Ketika itu, rencana Presiden Joko Widodo akan melakukan perombakan sejumlah pejabat menteri (reshuffle) bertiup sangat kencang.
Awal Agustus 2020, dunia, termasuk Indonesia, dikejutkan oleh ledakan yang terjadi di Ibu Kota Libanon, Beirut. Ledakan terjadi di daerah pelabuhan, khususnya gudang yang menampung bahan peledak.
September diisi dengan isu kebangkitan PKI. Isu ini mengemuka setelah ada saling tuduh antara Hasril Chaniago dengan Arteria Dahlan yang berakhir bantahan. Sementara Oktober 2020 santer isu agama. Tepatnya, saat Presiden Emmanuel Macron mendukung Majalah Charlie Hebdo yang memuat karikatur Nabi Muhammad dan dinilai telah menghina Islam. Pernyataan Macron menuai kecamatan dari masyarakat internasional, termasuk Indonesia. Pada awal November 2020, Macron memberikan klarifikasi bahwa maksud dari pernyataannya ketika itu adalah bahwa ia membela prinsip kebebasan berbicara, menulis, berpikir, dan menggambar.
Masih soal agama, Habib Rizieq Shihab kembali ke Indonesia. Kedatangannya menuai kontroversi karena menimbulkan kerumunan massa di bandara. Kerumuman juga terjadi lagi di acara pernikahan anaknya. (rha)