Pemprov Jawa Barat tak memungkiri kesadaran warganya menerapkan protokol kesehatan 3M masih rendah. Belum lagi energi para pemimpin daerah makin terkuras setelah tujuh bulan bergumul dengan multikrisis pandemi Covid-19. Perlukah strategi baru?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Menurut Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provinsi Jabar Hermansyah, tidak mudah menjalankan amanat Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk menggaungkan kembali kampanye 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan mengubah kebiasaan warga Jabar dalam waktu singkat. Apalagi Jabar termasuk salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terpadat, 50 juta jiwa, tersebar di 27 kabupaten/kota. Dan, dikenal memiliki latar belakang majemuk.
Di sisi lain, masyarakat sudah mulai jenuh setelah sekian lama dibatasi ruang geraknya. Bahkan, masyarakat yang terlihat melanggar protokol kesehatan makin banyak dijumpai di lapangan. Mereka mulai abai bahaya Covid-19.
Pria yang dihubungi PR INDONESIA secara virtual, Rabu (9/9/2020) ini berpendapat, untuk mengubah kebiasaan atau pola hidup masyarakat untuk secara sadar menerapkan protokol 3M memerlukan proses panjang. Selain itu, diperlukan kolaborasi pentahelix serta fleksibilitas yang tinggi.