Kali ini International Public Relations Summit (IPRS) membawa spirit kepada pelaku PR untuk bangkit di tengah cara dunia bekerja yang tak lagi sama. Tercatat ada 25 pembicara dari lima benua siap berbagi wawasan dan pengalaman, untuk kali pertama secara virtual, 25 – 28 Oktober 2020.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Pandemi memaksa dunia, mau tidak mau, mempercepat proses digitalisasi. Ketimbang tenggelam di tengah kondisi yang tak menentu, IPRS 2020 mengajak seluruh pelaku public relations (PR) untuk bangkit. Serta, sesuai tema tahun ini, merapatkan barisan untuk “Membentuk Kekuatan Komunikasi Strategis dalam Menghadapi Dampak Teknologi Pascapandemi”.
Upaya ini tak bisa lagi ditunda. Sebab, menurut founder IPRS Elizabeth Goenawan Ananto saat konferensi pers via virtual, Kamis (15/10/2020), pesatnya pemanfaatan teknologi digital saat pandemi tidak hanya membuat masyarakat di seluruh dunia menjadi makin terkoneksi. Lebih dari itu, turut mengubah perilaku manusia, sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Kondisi itu juga turut membuat upaya instansi/korporasi dalam mengomunikasikan nilai-nilai institusi/organisasi kepada berbagai pemangku kepentingan semakin kompleks. Dan, peran PR makin dibutuhkan.
“Sudah saatnya institusi/perusahaan memanfaatkan fungsi dan peran komunikasi atau PR menjadi lebih strategis, menjadikan mereka sebagai agen perubahan, memberi ruang kepada mereka untuk bisa lebih leluasa berkolaborasi dan berinovasi. Serta, dilibatkan dalam transformasi perubahan yang terjadi saat ini,” ujar Presiden International Public Relations Association (IPRA) tahun 2010 yang juga merupakan founder EGA briefings itu.
Untuk mendorong ke arah itu, Ega, begitu Elizabeth akrab disapa mengatakan, ada empat hal yang ingin dicapai dari penyelenggaraan IPRS yang berlangsung 25 – 28 Oktober 2020 nanti. Antara lain, mengupas tuntas dinamika global dalam politik, ekonomi, dan sosial di era digital, lanskap perubahan ekonomi Asia pascapandemi, membentuk kekuatan komunikasi strategis di era digital, hingga mengamankan bisnis melalui reputasi, keterlibatan dan kepercayaan.
Event ini juga menjadi wadah berbagi persepektif dari seluruh pembicara yang berasal dari lima benua serta para peserta mengenai dampak teknologi digital terhadap peran, fungsi, tanggung jawab dan KPI praktik kehumasan, serta sejauh mana PR dievaluasi. “Termasuk, mengubah cara PR bekerja,” kata Direktur Program Komunikasi MM Universitas Trisakti ini.
Bangun Optimisme
Selain poin di atas, kondisi pandemi yang sedang melanda dunia pun tak luput dari agenda pembahasan IPRS 2020. Namun, Ega menggarisbawahi, dalam pembahasannya nanti, IPRS menitikberatkan pada upaya memberikan rasa optimis, mengubah pola pikir, membuka peluang kolaborasi, memberikan masukan kepada para pembuat kebijakan, hingga menetapkan road map.
Adapun 25 pembicara dari lima benua yang siap berbagi wawasan dan persepktif meliputi Rhenald Kasali (founder Rumah Perubahan, Indonesia), Serge Dumont (Chairman Boston Management Ltd, Prancis), Roger Bolton (Presiden Arthur W. Page Society, Amerika Serikat), Jon Iwata (Executive Fellow Yale School of Management, AS), Elizabeth Goenawan Ananto (Program Director MM Communication Trisakti University, Indonesia), Don W. Stacks (Profesor Emeritus College of Communication University of Miami, AS), Donald K. Wright (Harold Burson Professor College of Communication Boston University, AS), Timothy Coombs (Profesor Departmen Komunikasi Universitas Texas A&M, AS), Is Nugroho (VP Chandra Asri Petrochemical, Indonesia), Agung Laksamana (Ketua BPP Perhumas, Indonesia).
Selain itu, Niruban Balachandran (Program Management The World Bank), Wiku Adisasmito (Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19), Ansgar Zerfass (Professor and Chair Leipzig University, Jerman), Ajit Pathak (National President Public Relations Society of India, India), Ardi Sutedja (Ketua dan pendiri Indonesia Cyber Security Forum), Catherine Arrow (Executive Director PR Knowledge Hub, Selandia Baru), David Donohue (Chairman Regional Development Australia), Jen Blandos Hardie Independent Communication Strategist UAE).
Diikuti oleh Koichi Yamamura (Principal TS Communication, Jepang), Krishnamurthy Sriramesh (Professor and Director University of Colorado, AS), Noke Kiroyan (Chief Consultant Kiroyan Partners, Indonesia), Paulo H. Soares (Communication Director Brazilian Mining Association, Brazil), Peter Mutie (Executive Director & CEO Peterson Integrated Communication Limited, Kenya), Sandra Macleod (Group CEO Echo Research, Inggris), Zehra Gungor (CEO and Founder Stage Communication Consultancy, Turki).
Hadir dan ikuti event ini. Untuk registrasi dapat mengunjungi www.internationalprsummit.com atau melalui www.prindonesia.co. (rtn)