Di tengah industri e-dagang atau e-commerce yang kian kompetiif, apa strategi brand agar mampu bersaing dan tetap eksis?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Hampir semua pelaku usaha memasarkan produknya lewat e-dagang. Seperti data yang disampaikan oleh Blibli.com. Saat ini ada 50 ribu official brand di Blibli.com. Sementara total produk yang dijual mencapai lebih dari 12 juta produk. Rasanya mustahil menarik atensi warganet di tengah banyaknya brand yang melakukan hal serupa.
SVP Brand Management Blibli.com Marien Deine memberi tips. Menurutnya, terlebih dulu yang mesti dilakukan oleh praktisi public relations (PR) adalah mengetahui berapa lama durasi calon pelanggan menjelajah informasi (browsing). “Rata-rata mereka menghabiskan waktu sekitar tiga menit,” ujarnya saat menjadi pemateri di acara gelar wicara Indonesia Content Marketing Forum (ICMF) 2020 bertajuk “The Brand Page’s Playbook”, Kamis (10/9/2020).
Barulah setelahnya, ia melanjutkan, kita berpikir dengan logika piramida terbalik. “Gunakan metode 3C yakni contents, click, dan conversion,” ujarnya. Maksudnya, jika konten sudah menarik, otomatis akan mengundang banyak klik. Dari klik tersebut akan mengerucut menjadi konversi atau penjualan.
Nah, untuk menciptakan konten menarik, praktisi PR harus membuat konten yang mampu mengikat (engaging) dan adaptif. Brand harus memiliki cerita untuk menjadi unique selling point (USP). Di samping itu, konten interaktif juga diminati audiens. Misalnya, dengan sering memberikan tips. Dua hal ini lantas dibarengi dengan konten promosi untuk menaikkan penjualan.
Tiga Hal
Menurut Marien, agar brand tampil menonjol, ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama, kelola laman brand. “Di Blibli.com kami telah menyediakan template section description agar brand dapat menceritakan tentang dirinya,” imbuh Marien.
Nah, fasilitas ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Di sini, brand bisa membangun angle cerita. Misalnya, bercerita tentang brand yang ramah lingkungan maupun brand yang memberdayakan komunitas.
Tak kalah penting, menjelaskan varian dan isi dalam satu foto. “Jangan lupa juga untuk menyorot produk-produk prioritas,” ujarnya.
Yang kedua, berpartisipasi dalam sesi brand live. “Sesi ini adalah sesi video live di mana brand bisa ikut berpartisipasi,” ujarnya. Sehingga, brand bisa langsung berinteraksi dengan audiens.
Ketiga, memanfaatkan laman promosi. Contoh, brand harus tahu kapan laman flash sale kosong. Sehingga, mereka bisa membuat konten promosi untuk menaikkan penjualan.
Salah satu brand yang telah berhasil memadukan tiga langkah ini adalah Cotton Ink. “Bersama mereka, kami membuat kampanye 360 derajat untuk memperkenalkan Cotton Ink secara on-line,” ujarnya.
Tak cukup sampai di situ, Cotton Ink dan Blibli.com juga membuat koleksi eksklusif bersama. Hasilnya, impresi naik 400 kali lipat dan penjualan naik 800 persen.
Begitu pula dengan perusahaan PTI cosmetics yang menaungi brand Wardah, Make Over, dan Emina. PTI dan Blibli.com juga mendorong penjualan secara daring dengan membuat produk eksklusif. Di samping itu, PTI turut berkolaborasi dalam event off-line Blibli, customer gathering, We The Fest, hingga menjalin kolaborasi dengan influencer. (rvh)