Siapa yang tidak mengenal TikTok? Ya, platform distribusi video singkat paling banyak diunduh selama bulan Juni 2020 ini mulai banyak dilirik oleh pelaku brand untuk meningkatkan awareness target audiensnya.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Saking populernya, pengunduhan aplikasi besutan Tiongkok ini mengalahkan aplikasi video conference Zoom yang marak digunakan selama masa pandemi Covid-19. Yakni, digunakan sebanyak 87 juta kali pada Juni 2020. Menurut Angga Anugrah Putra, Head Officer and Content Operation TikTok Indonesia, rata-rata pengguna aplikasi TikTok di Indonesia mampu menonton lebih dari 100 video per harinya.
“TikTok merupakan platform video singkat dengan misi kreativitas yang menginspirasi untuk membawa kebahagiaan ini memang destinasi untuk video singkat. Jadi, kami ingin menjadi pusat hiburan,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam Webinar Indonesia Content Marketing Forum (ICMF) 2020 bertajuk “Video Quality and Content Hacks are on Your Hands”, Kamis (10/9/2020).
Angga meluruskan bahwa TikTok tidak seperti platform media sosial pada umumnya yang para penggunanya memiliki pengikut (followers). Tiktok merupakan platform distribusi konten yang berada di tengah-tengah antara sisi pengguna dan sisi konten dengan memanfaatkan pemelajaran mesin (machine learning).
Di samping itu, aplikasi yang merepresentasikan diri sebagai detik/waktu (tik dan tok) ini juga dipandang sebagai video shooting tools. “Cukup dengan menggunakan telepon pintar yang kita punya, kita sudah bisa menjadi kreator konten. Di TikTok semua serba ada, mulai dari bingkai yang bisa diubah, menambahkan musik, dan pengguna selalu bisa berimprovisasi dari sisi visual,” terangnya.
Saling Melengkapi
Pria berkacamata ini lantas membeberkan lima tips membangun engagement yang baik melalui TikTok. Pertama, profil. Kehadiran (presence) di TikTok menjadi penting karena setiap video yang diunggah akan disodorkan lewat fitur For You. “Di TikTok kita tidak mencoba untuk bersaing satu sama lain tetapi kami mencoba untuk saling melengkapi,” ujarnya.
Kedua, jangan membuat iklan tetapi buatlah TikTok. Pastikan pada saat menggunakan aplikasi ini kita memiliki kemampuan untuk membuat native TikTok style content. Beberapa waktu terakhir, video yang banyak digemari ialah yang bersifat tips, edukasi dan mendeskripsikan sesuatu. Ketiga, aware terhadap tren yang tengah berkembang. Keempat, mengeksplorasi fitur-fitur yang tersedia.
Terakhir, memanfaatkan fitur TikTok for Business. Di sini, pengguna bisa membuat kampanye sendiri, menyesuaikan target audiens, serta memaksimalkan automated creative optimization (membantu penggunan untuk men-drive traffic). “Jadi, video pendek itu sangat padat dan langsung ke inti. Mulai dari detik pertama hingga lima detik pertama langsung engange,” pungkasnya. (ais)