Berbincang dengan Evi Mulyani, Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI seperti sedang berbicara dengan teman lama. Padahal, kami baru mengenalnya di masa pandemi. Itu pun via suara, belum pernah bertemu secara fisik.
Evi Mulyani, Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Seperti malam itu, Selasa (11/8/2020), kami melakukan wawancara—atau lebih tepatnya mengobrol—panjang kali lebar melalui telepon. Tanpa terasa jarum jam sudah menunjuk angka 11 malam. Dari obrolan itulah kami menangkap dinamika Kemendikbud, khususnya di Biro yang dinakhodainya, menjalankan aktivitas yang luar biasa berwarna dan cepat, tatkala dipimpin oleh Menteri Nadiem Anwar Makarim, atau kerap disapa Mas Menteri, pendiri perusahaan decacorn, Gojek.
Padahal, banyak yang tidak tahu, Evi juga merupakan “anggota keluarga baru” Kemendikbud. Perempuan yang lahir dan besar di Bandung, Jawa Barat, ini masuk di masa periode Mas Menteri, akhir 2019. Sejak tahun 2000, peraih gelar MBA dari Universitas Nagoya, Jepang itu mengarungi sepanjang kariernya di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Evi juga tidak memiliki latar belakang Ilmu Komunikasi atau public relations (PR). Pengalamannya berinteraksi dengan banyak investor asing saat di Kemenkeu itulah yang melahirkan ketertarikan dan kecintaannya terhadap dunia pendidikan. Hingga akhirnya, mendorong Evi untuk hijrah dan mengikuti proses open bidding di Kemendikbud.
Kepada Ratna Kartika dari PR INDONESIA, Evi bercerita tentang pengalaman dan harapannya kepada humas pemerintah serta pendidikan dan kebudayaan di tanah air.
Akhirnya, ada waktu luang untuk kita bisa ngobrol. Apa kabar?
Alhamdulillah, baik dan sehat.
Hari ini sepertinya aktivitas Anda padat sekali? (Awalnya, agenda wawancara dengan PR INDONESIA dijadwalkan pukul 1 siang. Namun, baru terlaksana pukul 9 malam).
Iya, mohon maaf. Tadi kami seharian rapat. Kondisi pandemi ini luar biasa mengubah kebiasaan kita, ya. Kita jadi didorong untuk beradaptasi dengan teknologi lebih cepat. Aktivitas keseharian menjadi jauh lebih produktif. Karena tidak lagi terkendala dengan perpindahan fisik, meeting bisa dilakukan secara virtual kapan dan dimana saja. Seperti hari ini.
Pendidikan termasuk salah satu sektor yang paling terdampak selama pandemi. Ada banyak kebijakan dan informasi yang berkembang dan harus disampaikan kepada publik. Seperti apa dukungan dan peran Biro Kerja Sama dan Humas?
Luar biasa. Kemendikbud termasuk salah satu kementerian yang pertama kali melakukan penyesuaian dan menetapkan kebijakan belajar dari rumah, sebelum sektor lain. Langkah ini kami ambil untuk keselamatan dan kesehatan seluruh insan pendidikan, termasuk para pelajar sebagai generasi penerus bangsa.
Selain itu, kami juga memutuskan untuk meniadakan Ujian Nasional (UN), yang tadinya baru akan dilaksanakan tahun depan.