Website atau situs resmi milik instansi/korporasi merupakan rujukan utama saat mencari informasi terakurat terkait organisasi tersebut. Namun, hal apa saja yang sebenarnya diharapkan dari kehadiran situs resmi?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO Menurut Managing Director H+K Strategies Indonesia Harry Deje saat menjadi pembicara dalam The 28th Workshop PR INDONESIA Series bertema "Digital PR: Skill, Tools, and Data Analysis", Rabu (29/7/2020), ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan website.
Pertama, kata kunci (keyword) dan search engine optimization (SEO). Kata kuncilah yang akan menentukan saat orang melakukan pencarian di mesin pencari. Sementara optimasi mesin pencari atau search engine optimization (SEO) adalah upaya mengoptimasi website untuk mendapatkan peringkat teratas di hasil pencarian. Dengan mendapatkan ranking tinggi di hasil pencarian, potensi trafik organik situs tersebut pun meningkat.
Kedua, konten. Situs merupakan public relations (PR) tool dengan sumber informasi paling akurat dan resmi. Untuk itu, konten di dalamnya harus bisa diamplifikasi ke semua platform. Ketiga, sumber konten yang otentik. Informasi yang keluar dari situs resmi juga dapat bersifat pemberitahuan khusus. Atau, dalam bentuk mitigasi isu. "Informasi inilah yang nantinya akan menjadi rujukan bagi media atau key opinion leader (KOL) untuk disebarluaskan", ujar pria yang karib disapa Deje ini.
Ia lantas memberikan tips menghadirkan situs yang kredibel dan diharapkan oleh audiens. Pertama, mobile friendly. Hampir 80 persen audiens mengaksesnya dari perangkat seluler. Maka dari itu, PR harus memastikan bahwa website milik organisasinya secara teknis harus memenuhi persyaratan Android maupun iOS.
Kedua, informasi yang jelas. Ketiga, kecepatan mengakses halaman (page speed). "Ini sangat penting. Sebab, situs yang lambat saat diakses bisa menggagalkan keingintahuan audiens untuk membuka", terangnya. Keempat, menu navigasi yang mudah dan sederhana.
Peran PR
Deje menjabarkan empat hal yang menjadi latar belakang SEO tidak dapat dipisahkan dari peran digital PR. Pertama, visibilitas yang lebih baik. Dengan SEO, PR dapat mengukur sejauh mana efektivitas program komunikasi yang telah dijalankan. Kedua, semakin banyak pemberitaan media, maka berpengaruh pada pencarian terhadap brand kita.
Ketiga, selain berperan mendistribusikan konten, PR juga dituntut mampu membuat pranala balik (backlinks), create share (mudah dibagikan), dan menjangkau audiens baru. Salah satunya dengan cara yang ia istilahkan dengan sebutan "nyolong kata kunci". Keempat, backlink yang baik. Yakni, link yang masuk ke sebuah situs web atau halaman web. PR harus memahami kapan dan dimana untuk meletakkan link situs agar membuat orang tertarik untuk membukanya. (ais)