Menanamkan dan mengomunikasikan 3 S (safety, security, service) menjadi fokus utama tim Corporate Communication PT Angkasa Pura (AP) II di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Industri penerbangan, termasuk di dalamnya pengelola bandar udara seperti AP II, menjadi salah satu sektor yang paling terimbas multikrisis pandemi Covid-19. Aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Soekarno Hatta, misalnya, yang biasanya 1.000 – 1.500 flight per hari, menukik drastis menjadi hanya 50 flight per hari. Memasuki periode AKB, transportasi publik, termasuk maskapai sudah dapat kembali beroperasi dengan pembatasan dan protokol kesehatan, perlahan angka ini meningkat.
Perubahan kebiajakan itu tentu harus dibarengi dengan pemahaman masyarakat. Hal ini disadari betul oleh AP II. “Kita harus membangun persepsi yang sama dulu bahwa pandemi ini belum berakhir. Maka, penting bagi kita untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan,” ujar VP Corporate Communication AP II Yado Yarismano kepada PR INDONESIA via sambungan telepon, Selasa (7/7/2020).
Perubahan ini juga turut mengubah strategi perusahaan yang tadinya business survival initiative menjadi business recovery initiative di masa AKB. Pada saat AP II kembali membuka kantor, namun jumlahnya dibatasi 30 persen saja, konten komunikasi yang dibuat pun berubah. “Yang pasti, setiap pesan harus menunjukkan komitmen perusahaan menomorsatukan keselamatan dan kesehatan seluruh karyawan. Meski ada kebijakan work from anywhere (WFA), karyawan tetap dianjurkan bekerja dari rumah. Selalu mematuhi prosedur dan protokol kesehatan,” ujarnya.