Memasuki era adaptasi kebiasaan baru, strategi komunikasi yang dilakukan PR hotel pun berubah. Kini, mereka aktif mengajak masyarakat melakukan staycation. Di samping memastikan hotel beroperasi sesuai standar protokol kesehatan.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Seperti yang disampaikan Pramita Sari, Corporate Director of Communications Parador Hotels & Resorts Group, saat menjadi narasumber di acara bincang-bincang yang diadakan oleh Ketjeh Talk secara virtual, Jumat (10/7/2020). Sejak ada kebijakan relaksasi dari pemerintah, produk komunikasi bertema kebersihan dan sanitasi menjadi prioritas para praktisi PR hotel.
Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya hotel meyakinkan publik bahwa mereka telah menjalankan kegiatan operasional sesuai standar protokol kesehatan. “Aktivitas promosi tetap kami lakukan, tapi membangun awareness bahwa hotel mengedepankan aspek kebersihan dan sanitasi adalah prioritas utama,” ujarnya di acara yang bertema “Kangen Staycation: Fasilitas Hotel Saat New Normal”.
Mita, begitu Pramita karib disapa, mengemas pesan itu ke dalam berbagai produk komunikasi, salah satunya video singkat. Lalu, mendistribusikannya ke berbagai medium digital seperti Instagram, e-mail blast dan YouTube. Pesan melalui video tersebut menunjukkan berbagai protokol kesehatan yang diterapkan hotel mulai dari kewajiban menggunakan masker, mencuci tangan dan hand sanitizer, menyemprot disinfektan secara rutin, memaksimalkan teknologi untuk meminimalisasi kontak (touchless), hingga menerapkan aturan jaga jarak.
Video ini juga menunjukkan mereka telah siap menyambut para tamu untuk merasakan lagi keramahan dan kenyamanan hotel dengan rasa aman serta nyaman. Apalagi saat ini menginap di hotel bisa menjadi alternatif sekadar melepas jenuh setelah berbulan-bulan hanya beraktivitas dari rumah.
Menurutnya, alternatif ini paling mungkin dan aman dilakukan oleh masyarakat mengingat berwisata di luar kota masih berisiko. “Staycation atau menginap di hotel yang masih berada di kota tempat mereka tinggal, bisa jadi pilihan,” katanya.
Meski begitu, kata Mita, kebijakan yang diterapkan di setiap hotel berbeda. Sebab, harus disesuaikan dengan peraturan terkini dari pemerintah daerah masing-masing. “Kami terus berkoordinasi dengan pemda setempat,” ujarnya. Contoh, kebijakan membuka fasilitas kolam renang yang tidak sama di setiap hotel.
Kondisi beradaptasi dengan kebiasaan baru atau new normal ini ternyata dimaklumi oleh tamu. Mereka tetap menyambut positif tren staycation. “Dari hasil survei yang kami lakukan, mereka umumnya puas dengan pelayanan dan menilai hotel telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik,” katanya.
Mita juga optimis industri ini akan bangkit. Itu tampak saat beberapa daerah telah memperkenankan hotel untuk melayani MICE. “Tingkat hunian hotel di daerah tersebut naik sampai 70 persen,” katanya.
Baru
Serupa dengan ARTOTEL. Di era normal yang baru itu, hotel yang berlokasi di pusat Kota Jakarta ini gencar mengampanyekan komitmen baru ARTOTEL Group, “New Lifestyle”. Kebiasaan baru itu meliputi renew, refresh, restart.
Di tengah imbauan jaga jarak, aktivitas komunikasi pun lebih banyak menggunakan media digital. Salah satunya, melalui media sosial dengan mengedepankan elemen fun, menarik dan efektif. Sementara agar relasi dengan media tetap terjaga, mereka rutin mengirimkan artikel yang isinya bertujuan untuk meyakinkan bahwa hotel dapat menjadi tempat yang aman bagi masyarakat yang ingin berlibur.
Melalui artikel atau siaran pers itu pula mereka memastikan hotel layak dikunjungi karena sudah menerapkan protokol sesuai standar. “Bahkan saat ini kami sedang intensif berkomunikasi dengan badan sertifikasi untuk mendorong lahirnya standarisasi yang dapat memastikan hotel layak dan aman dikunjungi,” ujar Nova Myheart, Marketing and Communication Manager ARTOTEL Thamrin Jakarta, seraya menambahkan tingkat hunian hotel berangsur pulih, naik sekitar 20 persen. (rtn)