Komunikasi publik di masa pandemi menjadi tanggung jawab bersama dan perlu ada sinergi antara pemerintah, akademisi, komunitas, bisnis, dengan media. Atau yang dikenal dengan istilah pentahelix.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Aktivis Sosial Kemasyarakatan dan Akademisi Universitas Pasundan Eki Baihaki mengatakan, saat ini masyarakat lebih membahas masalah, bukan berpikir solutif. “Padahal, jika pemerintah, akademisi, komunitas, bisnis, dan media memiliki komitmen dan strategi yang sama, permasalahan akan lebih mudah dan cepat dipecahkan,” ujarnya saat menjadi pemateri di acara yang digagas oleh Universitas Mercu Buana dan Universitas Pasundan bertajuk “Implementasi Sinergi Komunikasi Pentahelix dalam Percepatan Penanganan Covid-19”, Senin (11/5/2020).
Menurut Dosen Komunikasi Universitas Mercu Buana CEO CPROCOM Emilia Bassar, ada beberapa masalah yang sedang dihadapi masyarakat saat pandemi ini. Salah satunya, pemerintah tidak satu suara dalam penanganan Covid-19. Kondisi ini menyebabkan banyaknya informasi simpang siur yang terjadi di masyarakat. Lainnya, belum ada strategi komunikasi krisis sejak awal virus ini masuk ke Indonesia. Situasi makin keruh karena masyarakat kurang disiplin dan peduli terhadap bahaya dari pandemi ini.
Semua Berperan
Menurut Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna, sebenarnya Pemkot Cimahi telah melakukan sinergi, termasuk soal komunikasi. Ia memberi contoh, pemerintahnya telah menyediakan alur pemeriksaan Rapid Test untuk infeksi Covid-19, Active Case Finding kunjungan rumah, buku saku PSBB Kota Cimahi Perwal PSBB, hingga menerbitkan SK Gugus Tugas. Sementara di bidang akademisi, pemerintah bekerja sama dengan akademisi perguruan tinggi seperti STIKES Ahmad Yani, STIKES Budi Luhur, Fakultas Kedokteran Unjani, dan Analis Poltekkes.
Dengan kalangan dunia usaha, Pemkot Cimahi menggandeng SIAP Textile, Indomaret, Polres, BJB, BTN, Bank Mandiri. Termasuk, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI). Mereka juga merangkul organsasi dengan IBI dan IDI. Serta, kalangan media baik media cetak, elektronik, maupun situs terkait Covid-19.
Membangun partisipasi masyarakat juga tak kalah penting. Eki yang aktif dalam upaya pengembangan RW siaga turut berkontribusi dalam memberi inovasi kelembagaan menjadi Satgas. “Melalui Satgas, kami melihat potensi di tingkat RW. Jika sudah terbentuk komitmen dan strategi formula, tiap RW mampu menghadirkan mitigasi bencana. Hal ini akan membuat Indonesia lebih Tangguh,” ujarnya.
Sementara pelaku bisnis berperan membantu masyarakat yang terdampak, termasuk tenaga kesehatan. PT Len Industri (Persero), misalnya, berkontribusi menyalurkan bantuan berupa alat pelindung diri (APD) kepada rumah sakit di Jawa Barat.
Media juga punya andil besar. Terutama, dalam menyampaikan berita positif, menghibur, dan menginspirasi. Tentu, proses peliputannya tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Untuk meminimalisasi kontak langsung, pemerintah menyiapkan TV pool untuk media.
TV pool ada di beberapa lokasi seperti BNPB, rumah sakit darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Balai Kota Jakarta, dan Istana Presiden. “Ketika keterangan pers dimulai, satu TV ditunjuk untuk menyiarkannya ke media lain,” ujar Kepala Desk Nusantara Metro TV Moh. Hafizni. Keberadaannya sangat membantu media untuk mendapatkan informasi real-time sekaligus mempercepat penanganan Covid-19 melalui informasi yang mengedukasi masyarakat. (rvh)