“PR milenial harus tetap disiplin dan menjaga produktivitas selama bekerja dari rumah (work from home) agar kepercayaan pelanggan, audiens, dan stakeholders tetap terjaga.”
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Begitu kata Trisna Risani Karya saat menjadi pembicara di acara Ngabuburit Dengerin PMY (Ngadem) yang disiarkan live via Instagram Perhumas Muda Yogyakarta (PMY), Minggu (10/5/2020). Alumni PMY 5 yang karib disapa Ina itu, kini berkarier sebagai Customer Happiness Manager di BusinessHack.com.
Ina yang sedang antusias menjalani pekerjaannya selepas lulus kuliah itu mengaku banyak menemukan tantangan dan pengalaman baru selama pandemi Covid-19. Aktivitas PR yang sebagian besar melibatkan pertemuan dengan customer, rekan kerja, stakeholders, dan komunitas itu, kini hanya bisa dilakukan secara virtual. “Meski serba baru, tapi saya termotivasi untuk lebih banyak mengambil peran. Sebab, inilah momentum kita untuk berkembang,” kata Ina.
Kepada audiens, ia berbagi sejumlah tips agar PR milenial dapat menghadapi tantangan yang muncul selama pandemi dan tetap produktif selama WFH.
Analisis Dampak
Pandemi Covid-19 memukul hampir semua lini bisnis. Para PR muda harus berinisiatif mengambil peran dengan cara aktif mencari tahu dampak yang terjadi pada perusahaan/instansi tempat mereka bekerja. Setelah itu, lakukan riset dan rumuskan solusi yang dibutuhkan agar PR tetap dapat menjalankan perannya dengan baik.
Pakai Teknologi
Untuk menjaga relasi dan hubungan baik di masa sulit, satu-satunya solusi adalah memanfaatkan teknologi dan media sosial semaksimal mungkin. Hubungi dan tanyakan kebutuhan customer dan stakeholders secara berkala. Tidak harus melulu membahas tentang pekerjaan, manfaatkan momen ini untuk membangun relasi yang lebih personal, tapi tetap profesional.
Koordinasi
Jika sudah mengetahui keadaan dan kebutuhan customer, audiens, dan stakeholders, rajin-rajinlah mengomunikasikannya dengan tim kerja. Jika ada kesulitan, langsung diskusikan dan cari solusinya. Rumuskan juga langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya. Temukan strategi dan inovasi yang adaptif dengan situasi saat ini. Misalnya, kegiatan yang biasanya dilakukan secara off-line kini harus bertransformasi ke dalam bentuk on-line.
Jaga Kesehatan Mental
Selama pandemi banyak informasi yang beredar dan kebanyakan justru menimbulkan kecemasan. Maka, sebisa mungkin, kurangi kegiatan media sosial yang tidak perlu. Fokus pada konten-konten yang positif dan membangun.
Kembangkan Kegiatan/Keahlian Baru
Kebijakan bekerja dari rumah membuat waktu kerja lebih fleksibel. Inilah saat yang tepat untuk belajar keahlian baru yang dulu kerap terhalang karena alasan sibuk.“Jika kita ingin mempelajari hal baru, kita hanya perlu fokus untuk mempelajarinya selama minimal 20 jam. Dari mencari latar belakangnya sampai eksekusi. Bagi ke dalam empat jam sehari. Bulatkan tekad, rutin dan fokus,” imbuh Ina.
Buat Target
Meski jam kerja lebih fleksibel, rutinitas dan disiplin harus tetap terjaga. Untuk itu, buat target pencapaian harian hingga mingguan yang spesifik dan bisa diukur. Target pencapaian ini beda dengan to do list. Target pencapaian bertujuan untuk merumuskan apa yang ingin dihasilkan, bukan apa yang mau dilakukan. Tentukan tujuan akhir, bukan hanya langkah-langkah yang diambil.
Ia menambahkan, “Peran kita sebagai generasi muda adalah menumbuhkan optimisme. Sadari kegiatan yang kita lakukan dan pastikan kegiatan itu bermanfaat,” ujar Ina seraya mengutip prinsip Kaizen, raise our standard every day, be better every day. (den)