Menghadapi pandemi Coronavirus Disease (Covid-19), komunikasi memainkan peran yang sangat krusial untuk menyampaikan pesan, informasi dan data kepada publik. Agar semua pihak dapat memahami dan bergerak secara bersama melawan musuh yang mematikan namun tidak terlihat. Saat menulis artikel ini, jumlah kematian akibat Covid-19 sudah mencapai 306 jiwa, yang positif 3.512 dan yang sembuh 282 orang.
Oleh: Maria Wongsonagoro, PR Consultant, President Director of IPM Public Relations, PR INDONESIA Guru.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Memang pandemi Covid-19 ini suatu kejadian yang luar biasa dan belum pernah dialami, bukan hanya di Indonesia, namun di seluruh dunia. Bagi pemerintah yang mempunyai struktur, sistem dan kompetensi komunikasi, serta kepiawaian menangani krisis (crisis management) saja masih kewalahan. Apalagi di Indonesia yang struktur, sistem dan kompetensi komunikasi masih perlu ditingkatkan?
Memetik berita dari salah satu media bahwa kepanikan warga tidak terhindarkan sepanjang merebaknya virus SARS-CoV-2. Kondisi ini terjadi lantaran terbatasnya informasi yang tepat diterima warga terkait pandemi Covid-19, terutama di level akar rumput. Artikel ini merupakan sumbang saran yang mungkin berguna untuk mereka yang bertugas untuk mengemas dan menyampaikan pesan, informasi dan data kepada publik dengan efektif.
Untuk menghadapi krisis pandemi Covid-19, perlu struktur dan sistem komunikasi nasional yang menjamin penyampaian dan pemahaman pesan, informasi dan data dari level yang paling atas, ke level yang paling bawah, akar rumput (grassroots). Level 1, sudah tentu the supreme commander, yaitu Presiden RI yang memberi leadership (kepemimpinan), policies (kebijakan) dan direction (arahan). Level 2 adalah kelompok yang akan mengolah policies dan direction untuk disampaikan kepada masyarakat.
Untuk memudahkan pembuatan sistem dan struktur komunikasi, marilah kita menempatkan sebagai technical lead kesehatan, Achmad Yurianto, yang telah ditunjuk sebagai juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona dengan tugas membuat rencana strategis kesehatan (renstra kesehatan) penanggulangan Covid-19. Juru bicara juga bertugas melaksanakan renstra, menyampaikan pesan, informasi dan data kesehatan kepada publik.
Sebagai technical lead non-kesehatan, kita tempatkan Doni Monardo yang telah ditunjuk sebagai Kepala Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Tugasnya adalah membuat rencana strategi non-kesehatan penanggulangan Covid-19 (renstra non-kesehatan), pelaksanaannya dan penyampaian pesan, informasi dan data terkait, kepada publik.
Kita tempatkan keduanya, baik technical lead kesehatan maupun technical lead non-kesehatan di Level 2. Namun, kedua technical leads memerlukan dukungan komunikasi berupa Task Force Komunikasi Nasional, yang mencakup:
Baik technical lead Kesehatan, technical lead non-kesehatan dan Task Force Komunikasi Nasional berada di Level 2 dan merupakan communications lead penanganan pandemi Covid-19. (Bersambung)