PT TASPEN (Persero) memiliki target audiens yang unik. Hampir 6,8 juta nasabahnya adalah pensiunan. Kalangan yang mayoritas dikenal gagap teknologi (gaptek). Kondisi ini tak lantas membuat tim komunikasi perusahaan kehabisan ide.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang asuransi tabungan hari tua dan dana pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini menjawab tantangan dengan menyusun lima strategi komunikasi. Antara lain, out of home advertising campaign, media konvensional, digital media campaign, inovasi, dan keterbukaan inovasi publik.
Khusus untuk strategi pertama, out of home advertising campaign, TASPEN melakukan kampanye dengan cara emasang publikasi secara visual di badan kereta commuterline hingga neon box di berbagai stasiun KRL. Tujuannya, untuk meningkatkan awareness serta engagement publik terhadap produk-produk TASPEN.
Menurut Senior Manager PR TASPEN Henri, di hadapan dewan juri PR INDONESIA Awards (PRIA) 2020 di Jakarta, Selasa (3/3/2020), ranah transportasi publik seperti KRL adalah bagian dari keseharian masyarakat, khususnya warga Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya.
Sementara strategi media konvensional dengan cara melakukan publikasi di televisi, radio, hingga media cetak. “Strategi ini mungkin terdengar ketinggalan zaman. Realitanya, radio menjadi salah satu media andal untuk menyasar kaum milenial, termasuk kepada pensiunan,” katanya. Tujuannya, tak lain adalah untuk memaparkan program-program terbaru TASPEN kepada anak, cucu, maupun saudara dari para pensiunan. Meski begitu, perusahaan yang menginjak usia 58 tahun pada 17 April lalu itu juga memaksimalkan keberadaan media digital sebagai wadah komunikasi dan informasi. Mulai dari Instagram, Facebook, Twitter, website, hingga YouTube. Mereka juga bahkan merambah Podcast. Alasannya, ranah ini banyak digemari oleh generasi milenial agar mereka dapat menyampaikan informasi kepada orangtua mereka yang akan atau sudah pensiun.
Khusus situs, Henri dan tim mengelola dua situs resmi. Terdiri dari situs perusahaan dan keterbukaan informasi publik (PPID). Sedangkan majalah internal terbit tiga bulan sekali. “Semua bentuk informasi mengedepankan pendekatan humanis. Kami memberikan gambaran para peserta (pensiunan) bahagia setelah mendapat pelayanan dari TASPEN,” imbuhnya.
Inovasi
Perusahaan yang memiliki lebih dari 24 ribu titik layanan serta 57 kantor cabang ini juga aktif melahirkan berbagai inovasi program. Antara lain, layanan klaim satu jam atau yang dikenal dengan “Sahabat Latanro” (Sejahtera Berkat Layanan TASPEN) dan Dilan Pensiun (Digitalisasi Layanan Pembayaran Pensiun)—pembayaran digital, tidak perlu ke bank, cukup lewat ponsel.
Selain itu, Wirausaha PINTAR, program pembekalan wirausaha untuk para calon pensiunan. Serta, TASPEN Care. Layanan terintegrasi yang memberikan kesempatan kepada para peserta untuk menyampaikan pertanyaan, keluhan, mengunduh formulir pengajuan klaim, mengetahui jadwal mobil layanan, hingga tentang kampus ketaspenan. (ais)