Tujuh puluh persen populasi karyawan Allianz diisi oleh generasi muda. Untuk mencapai tujuan perusahaan, penting untuk menentukan pendekatan komunikasi internal kepada kalangan ini.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Hal inilah yang disampaikan oleh President Director Allianz Utama Indonesia Peter van Zyl dalam 2nd Strategic Internal Communications Conference 2020 di Jakarta, Kamis (27/2/2020). Menurut Peter, pendekatan yang dilakukan tidak cukup hanya berdasarkan teori, namun juga praktik.
Sebagai simulasi, Peter menunjuk salah satu peserta di konferensi itu. “Skenario pertama, jika Anda harus mendengar apa yang saya katakan dan melakukan apa yang saya minta,” ujarnya. Skenario kedua, ia memimpin perusahaan secara jabatan, namun mengajak peserta sebagai kontributor dan sukses bersama.
Nah, dari kedua skenario tadi, manakah yang lebih mengena? Tentu, skenario kedua. Di skenario kedua, pimpinan terasa lebih inklusif, memosisikan diri sama atau sejajar dengan orang lain. Sebenarnya, kata Peter lagi, antara skenario pertama dengan kedua itu tujuannya sama. Namun, caranya saja yang berbeda. “Di sinilah pimpinan harus bisa melihat dari perspektif PR (public relations). Menyampaikan sesuatu dengan cara yang berbeda,” jelasnya.
Untuk melibatkan karyawan yang mayoritas dari kalangan milenial, menurut Peter, tentu saja kita harus mengetahui tujuan dari karyawan tersebut bekerja dan tujuan perusahaan yang bersangkutan. “Inilah kunci kolaborasi antara perusahaan dengan internal,”ujarnya.
Bahagia
Peter lantas memberi contoh kampanye yang dilakukan Allianz untuk meningkatkan engagement dengan karyawan. Yakni, #happylifemadeeAZy. Yang dibutuhkan untuk mewujudkan keberhasilan kampanye ini adalah memastikan karyawan bahagia. Karena menurutnya, kesuksesan perusahaan merupakan gabungan dari pikiran dan perasaan yang positif. “Kita harus bisa menyentuh hati karyawan. Karena nantinya karyawan inilah yang melayani pelanggan,” ujar Peter. “Karyawan yang bahagia berarti pelanggan juga bahagia,” lanjutnya seraya menekankan Allianz menilai karyawan tidak berdasarkan jumlah, namun karakternya.
Sementara dalam melakukan strategi aktivitas kampanyenya, perusahaan ini mengadakan fun comic, e-mail organisasi, Ngobrol bareng Allianz (Ngobraz), Coffee with CXO, dan Sudoku Project Campaign. “Ngobraz adalah pertemuan internal yang dilaksanakan tiap dua minggu. Inilah wadah bagi karyawan untuk bisa saling memberikan informasi terkini mengenai proyek, kampanye, aktivitas, dan berbagai inisiatif lainnya,”ujar Peter. Agar program ini berhasil, perusahaan harus membuat pertemuan internal tersebut secara konsisten dan rutin.
Sedangkan Coffee with CXO diadakan setiap hari. Cara kerjanya unik. “Sesederhana saya menanyakan kabar kepada sepuluh karyawan setiap hari. Efeknya, mereka langsung bisa bercerita banyak hal kepada saya,” ujarnya. Hasilnya, berdasarkan Allianz Engagement Survey, Allianz Indonesia menempati urutan pertama dalam employee engagement index, inclusive meritocracy index, dan work well index plus.
Menurut Peter, ada tiga hal tentang engagement karyawan jika dilihat dari sisi PR. Pertama, trust. “Contoh, saat rapat. Jabatan apapun yang Anda pegang, Anda harus menghormati orang lain yang datang tepat waktu,” ujarnya. Kedua, peduli. Ini tentang membangun kesadaran secara kolektif untuk bekerja bersama. Terakhir, atau ketiga, eAZy. “Kami memiliki duta dari karyawan yang kami sebut dengan Mr and Miss eAZy. Mereka berperan mengajak karyawan untuk menerapkan work-life balance,”tutupnya. (rvh)