Saatnya Optimalisasi Teknologi Data Digital: Asah Kemampuan Menganalisis Data
PRINDONESIA.CO | Senin, 16/03/2020 | 2.360
Saatnya Optimalisasi Teknologi Data Digital: Asah Kemampuan Menganalisis Data
Teknologi data digital bagi industri PR adalah masa depan
Dok. Pribadi

JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Menurut VP of Corporate Communications (Corcomm) Tokopedia Nuraini Razak, teknologi data digital bagi industri public relations (PR) adalah masa depan. Menggunakan kecerdasan buatan, misalnya, memungkinkan praktisi PR mencapai objektif dengan lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran. Teknologi digital menawarkan manfaat seperti mengautomasi beberapa proses, dan lebih efisien ketika berhadapan dengan angka/statistik dan pencarian on-line,” katanya kepada PR INDONESIA, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Namun, ia menggarisbawahi, teknologi tadi tidak akan pernah bisa sepenuhnya menggantikan peran PR. “Teknologi hadir sebagai enabler. Hasil dari pemanfaatannya kembali kepada manusianya,” ujar perempuan lulusan RMIT University dan Deakin University yang karib disapa Aini ini.

Keberhasilan PR tak bisa terlepas dari keterlibatan yang sifatnya lebih strategis, humanis, dan mendasar. Contoh, membangun hubungan dengan para stakeholders yang memerlukan pendekatan emosional dan melakukan analisis lebih lanjut atas analitik yang dihasilkan teknologi atau machine learning.

Berdasarkan pengalamannya, hal terpenting yang harus dipersiapkan praktisi PR adalah menentukan tujuan yang ingin dicapai. Sehingga, pengembangan sistem dan teknologi dapat disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan perusahaan. Tujuan tersebut bisa beragam. Antara lain, mengidentifikasi sentimen liputan media, social listening, hingga analisis tonalitas.

Adapun kompetensi hard skills yang harus dimiliki praktisi PR meliputi literasi data, keterampilan statistik, personalisasi konten (copywriting). Termasuk, untuk media sosial, analisis tren dan analisis web. Sementara kompetensi soft skills terdiri dari kemampuan perencanaan, kreativitas, growth mindset, keterampilan berjejaring, dan integritas. PR hendaknya juga tidak mengenyampingkan intuisi dan insting. “Keduanya bersifat empiris terhadap keputusan dan strategi yang dibuat,” imbuhnya.

Identifikasi Sentimen

Aini mengatakan, pemanfaatan awal yang sering diambil perusahaan setelah memiliki teknologi data digital adalah melakukan analisis sentimen dan brand mention. Teknologi data digital dapat digunakan untuk mengkaji media konvensional maupun digital untuk melihat brand mention dan menentukan sentimen dalam perspektif publik. “Data yang terhimpun dapat membantu praktisi PR untuk mengidentifikasi apa yang dipikirkan masyarakat tentang merek atau kampanye tertentu,” katanya.

Salah satu contoh pemanfaatan articificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di tim Corcomm Tokopedia adalah AI – Powered Sentiment Analytical Tool. Alat yang berfungsi untuk mengidentifikasi sentimen setiap pemberitaan dengan Natural Language Processing (NLP). Dengan sistem ini, analisis data yang biasanya memerlukan lima tenaga manusia selama enam jam per hari, bisa selesai dalam hitungan detik.

Aini mengatakan, pemanfaatan teknologi data digital di Tokopedia, baik tim AI maupun Media Intelligence (MI), dilakukan semuanya secara mandiri (in-house). Keduanya berada di bawah Divisi Corcomm.  Khusus tim MI bertugas melakukan in-house media and issue monitoring, data analysis, competitor analysis, research and data-driven recommendations, hingga memprediksi dan mengantisipasi risiko dengan mengamati pola dan tren menggunakan big data. Termasuk, membangun sistem pengumpulan data sendiri serta mengelola high-quality database dengan beragam matriks.  (rtn/rvh)

BERITA TERKAIT
BACA JUGA
tentang penulis
komentar (0)
TERPOPULER

Event

CEO VIEW

Interview

Figure

BERITA TERKINI