“If you want to hide the death body, just put it on the second page of Google,” ujar Charlie M Sianipar, Master SEO Indonesia.
JAKARTA, PRINDONESIA.CO - Pernyataan ini terdengar menohok. Namun, mungkin terjadi jika praktisi public relations (PR) tidak mampu menghasilkan konten yang bersifat search engine friendly. Ya, di tengah perkembangan dunia digital, search engine optimization (SEO) diyakini menjadi cara terampuh untuk menempatkan situs atau konten berita yang dibuat oleh PR mampu diindeks oleh mesin pencari seperti Google.
Tujuannya, tak lain untuk mendapatkan peringkat pada laman pertama Google sekaligus mengalahkan situs-situs kompetitor lainnya. Sebab, PR kini tak hanya dituntut untuk memproduksi konten, ia juga harus mampu memastikan kontennya tepat sasaran dan dibaca oleh audiens yang disasar.
Menurutnya, SEO mampu menciptakan sejuta peluang jika kita pandai memaksimalkan keberadaannya. Mulai dari membuat konten yang mudah ditemukan oleh audiens di internet, tampil menonjol di laman utama Google, meningkatkan traffic website, hingga meningkatkan volume kunjungan pada landing page secara natural/organik. “Karena pada dasarnya laman utama Google itu bisa direkayasa,” ujar Charlie.
Dengan begitu, ia melanjutkan, secara tidak langsung SEO akan meningkatkan bisnis perusahaan yang sifatnya berkelanjutan. “Penggunaan teknik semacam ini ibarat kompetisi. Siapa yang memiliki jurus terbaik, dia akan berada pada halaman pertama pencarian Google,” ujar pendiri agensi digital GALASEO itu.
Faktanya, hampir 95 persen masyarakat mengakses informasi melalui telepon genggam. Baik secara langsung melalui mesin pencari, media sosial, maupun berkunjung ke suatu situs berdasarkan saran orang lain (referral). Untuk itu, kata Charlie, PR harus memastikan bahwa kontennya hadir menghiasi seluruh jendela pembaca yang mereka bidik. “Dengan catatan jangan spamming,” ujarnya tegas.
Optimasi Konten
Untuk melakukan optimasi pada nama atau judul konten/produk, pria yang merupakan co-founder Tagar.id ini memberi tips. Pertama, sesuaikan judul dengan kata kunci yang diinginkan. Sebab, judul terbaik adalah yang mengandung keyword (kata kunci). Kedua, buatlah judul yang sederhana dan mudah dimengerti oleh target audiens. Ini berkaitan dengan teknik SEO penempatan kata kunci.
Ketiga, lakukan variasi kata kunci untuk mendapatkan target lebih banyak. Langkah ini diperlukan untuk meraih target audiens yang lebih luas. Keempat, cantumkan nama/judul brand/konten pada keterangan gambar saat melakukan pengisian data. Kelima, hindari membuat judul yang terlalu panjang. “Judul yang terlalu panjang akan menyulitkan kita untuk mendapatkan target di mesin pencari. Lebih baik simpel, bisa dimengerti dan mengandung kata kunci,” ujarnya.
Menghadapi dunia yang baru dan dinamis ini, Charlie mengimbau agar PR mampu beradaptasi, fokus mempelajari hal baru, mau mempraktikkan, berinovasi, dan tidak takut gagal. “Pada akhirnya, kita akan menemukan cara kita sendiri,” imbuhnya.
Bayangkan, kata Charlie, jika praktisi PR yang mampu menguasai komunikasi dan menguasai dunia digital. Hasilnya akan dahsyat. Yang pasti, ia menggarisbawahi, produsen konten yang andal akan kalah apabila kontennya tidak mampu diindeks dengan baik oleh mesin pencari. (ais)