Penjurian PR INDONESIA Awards (PRIA) sesi presentasi dimulai hari ini di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Tahun ini, banyak wajah baru. Tak hanya juri, tapi juga peserta baru menghiasi kompetisi rutin yang diselenggarakan oleh PR INDONESIA. Seperti apa kesan mereka?
JAKARTA, PRINDONESIA.CO – Salah satunya, peserta yang datang dari kalangan BUMN. Mereka adalah PT TASPEN (Persero). Senior Manager Humas TASPEN Henra mengaku antusias kali perdana mengikuti kompetisi untuk para praktisi public relations (PR). Ia pun senang dengan respons para dewan juri. Menurutnya, selain dapat memberikan informasi terkini mengenai produk dan korporasi, mereka juga mendapatkan timbal balik dari dewan juri guna pengembangan program humas ke depan.
Pengalaman pertama pun dirasakan oleh Coca-Cola Indonesia. Fauziah Syafarina Nasution, Communication Manager Coca-Cola Indonesia, bahagia para dewan juri menyambut baik program PR mereka. Bahkan, ia menerima tawaran berkolaborasi dari salah satu juri.
Perasaan bangga datang dari Rinaldi, Kasi Penyuluhan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) DKI Jakarta. Di luar dugaan, meski baru kali pertama mengikuti kompetisi ini, programnya sudah menuai apresiasi dari dewan juri. “Ada perasaan bangga ketika juri, Ibu Lala (Nurlaela Arief dari ITB), menyatakan program PR yang kami lakukan melampaui aktivitas PR korporasi,” ujarnya.
Sementara itu, PELINDO III adalah pemain lama yang kembali aktif menghiasi daftar entri PRIA 2020. Wilis Aji Wiranata, VP Corporate Communication PELINDO III mengatakan, ada dorongan untuk wajib mengikuti kompetisi ini setiap tahun. “Terkhusus, untuk mengukur program kehumasan korporasi kami,” ujar pria yang hari itu menyampaikan salah satu program PR mereka, ImPORTizen, yang inspirasinya lahir setelah mengikuti workshop yang diselenggarakan oleh PR INDONESIA.
Parameter
Lain lagi dengan Tugu Insurance. Salah satu pemain lama PRIA itu mengaku selalu terkesan dengan event ini. Apalagi tahun ini, ia mengaku ada efek wow lantaran PR INDONESIA menghadirkan juri-juri baru. “Meski tahun ini adalah tahun keempat kami berpartisipasi di ajang PRIA, namun realitanya bukan tahun yang mudah untuk masuk ke babak final. Terutama, ketika presentasi di hadapan dewan juri,” ujar Inadia Aristyavani, Regulator and Public Relations Departement Head Tugu Insurance, mengaku.
Bagi Tugu Insurance, kompetisi PRIA memiliki kesan tersendiri. “PRIA masuk ke dalam key performance index (KPI) humas Tugu Insurance. Kompetisi ini menjadi parameter untuk evaluasi dan monitoring dari pihak eksternal,” imbuhnya.
Suara dari pemain lama juga datang dari Pemerintah Kota Surabaya. Kasubbag Layanan Informasi Humas Pemkot Surabaya Jefri S. mengatakan sesi penjurian kali ini lebih mengalir. “Kami tidak menganggapnya menakutkan, justru seperti sedang berdiskusi,” katanya.
Menurutnya, PRIA bukanlah titik akhir. Tetapi, cerminan untuk melakukan pembenahan ke dalam. Ia juga berpendapat, sesi penjurian sesi presentasi ini penting sebagai ajang untuk saling berbagi informasi dan sarana berkolaborasi.
Tahun ini, kursi juri diisi oleh Asmono Wikan (CEO PR INDONESIA), Adita Irawati (Staf Khusus Menteri Perhubungan), Nurlaela Arief (Director Communication & Alumni Relations SBM ITB), Janette Maria Pinariya (LSPR Communication and Business Institute), dan Elvera N. Makki (President International Association of Business Communicators/IABC). (rvh/rtn)